HAI-Online.com-Sosok Winda Earltengah menjadi sorotan publik sejak mengaku menjadi korban pembobolan uang sebesar Rp 22 miliar.
Winda dan ibunya, Floletta Lizzy Wiguna diketahui telah menyimpan uang di Bank Maybank, namun uang mereka raib tanpa diketahui penyebabnya.
Saat ini, kasus tersebut telah dilaporkan ke Bareskrim Polri dan masuk ranah penyidikan. Polisi pun menetapkan Kepala Cabang Maybanl Cipulir berinisial A sebagai tersangka.
Baca Juga: Disebut Mirip Billie Eilish, Begini Respon Armand Maulana: Dia Anak Saya
Dikutip HAI dari Kompas.com, pihak Maybank melalui kuasa hukumnya, Hotman Parisdan Kepala Bagian Tindak Kejahatan Finansial Maybank Andiko menggelar jumpa pers pada Senin (9/11/2020) lalu.
Dalamjumpa pers yang berlangsung di daerah Pantai Mutiara, Pluit, Jakarta Utara, Hotman dan Andiko mengungkapkan beberapa fakta yang mereka nilai menimbulkan pertanyaan mengapa Winda sampai bisa ketipu.
"Jadi sejak dibuka buku tabungan oleh Winda, buku dan ATM dipegang tersangka, ini menurut tersangka. Pertanyaannya, Anda sebagai pemilik uang kenapa anda biarkan kartu ATM Anda dipegang pihak lain?" kata Hotman.
Andiko menjelaskan, Winda pertama kali membuka rekening di Maybank pada 27 Oktober 2014 dengan jumlah tabungan Rp 2 Miliar.
"Nasabah Winda, buka tabungan 27 Oktober 2014, transfer dari ayahnya Herman Lunardi. Awal membuka ada transfer masuk sebesar Rp 2 miliar," ujar Andiko.
Sejak saat itu, berdasarkan pengakuan tersangka A, Winda tidak pernah memegang kartu ATM dan buku tabungannya.
Pernyataan itu dijawab oleh Winda Earl. Ia mengatakan, sejak awal dirinya tidak pernah menerima buku tabungan atau kartu ATM.
Winda mengaku membuka tabungan jenis rekening koran di Bank Maybank.
Baca Juga: Mahasiswa Ini Bayar UKT Pake Recehan Hasil Tabungan Keluarga, Berujung Ditolak Bank
Winda menegaskan tidak pernah memberikan buku tabungan atau kartu ATM kepada tersangka A.
"Tidak, pokoknya saya ketika membuka (tabungan), saya hanya membuka rekening dalam jenis rekening koran, dan ini bukan pertama kalinya saya membuka tabungan jenis rekening koran," kata Winda seperti dikutip dari tayanganKompas TV, Selasa (10/11/2020).
Winda juva mengaku, ia baru membuat kartu ATM ketika hendak melihat laporan mutasi tabungannya.
"Saya pertama kali baru mendapatkan kartu ATM ketika... dan saya juga baru tahu itu, ketika saya ingin mengetahui mutasi-mutasi yang terjadi," ujar Winda lagi.
Hotman dan Andiko juga mengungkapkan bahwa Herman Lunardi, ayah Winda, menerima aliran dana dari tersangka.
Andiko menjelaskan, bunga bank yang seharusnya diterima Winda rupanya dikirim oleh tersangka A ke rekening Herman Lunardi menggunakan rekening pribadinya di bank lain.
"Jadi kita meneliti rekening A dari Maybank, dari situ kita melihat ternyata ada aliran dana dari A ini kepada orangtua dari nasabah, yaitu Herman Lunardi dari rekening bank lain," kata Andiko.
"Jadi bunga atas tabungan tersebut, bukan dari Maybank, tapi dari rekening pribadi dari si A, dibayarkan ke rekening pribadi Herman Lunardi," lanjut Hotman.
Hotman mengatakan, jumlah bunga tabungan yang diberikan tersangka A kepada Herman Lunardi tidak sesuai dengan yang seharusnya.
"Jadi yang dibayarkan bunga tersebut bukan ke rekening dari si pemilik rekening dan tidak sesuai dengan yang dijanjikan," lanjut Hotman."Harusnya Rp 1,2 miliar (jumlah bunga 7 persen dalam satu tahun)," timpal Andiko.
Andiko menambahkan, pihak nasabah tidak pernah protes atas kejanggalan ini.
Merasa tersudut, lagi-lagi Winda membantah keras pernyataan itu.
Winda mengaku sakit hati dan kecewa ayahnya ikut dikaitkan dalam kasus ini.
"Saya lumayan sakit hati ketika saya mendengar ada pernyataan kayak papa saya dibawa-bawa gitu," kata Winda dalam video itu.
"Dibilang ada uang bunga transfer ke papa saya, sedangkan kita semua enggak tahu, saya cuma nasabah biasa yang memang menabung," lanjut Winda.
Winda mengaku tidak tahu segala transaksi yang terjadi di rekeningnya. Selama ini Winda selalu menerima laporan soal bunga tabungan dari rekening koran.
Yang lebih parah lagi, Winda juga tidak mengecek saldo melalui internet banking karena sejak awal tujuannya membuka rekening hanya untuk menabung.
"Nah itu justru yang kita juga nggak tahu. Kan kita tahunya selama ini rekening koran yang kita terima ya kita dapat bunga," tutur Winda.
Winda menegaskan, ayahnya tidak melakukan kerja sama apa pun dengan tersangka A.
Alami kasus kehilanga tabungan Rp 22 Miliar Ini, Winda dan ibunya Floletta sempat secara langsung mendatangi kantor pusat Bank Maybank.
Baca Juga: Impetigore atau Perempuan Tanah Jahanam Karya Joko Anwar Wakili Indonesia di Oscar 2021
Awalnya, Winda ingin bertemu pimpinan bank. Namun, saat itu Winda diminta untuk membuat laporan.
"Kita pertama datang ke kantor pusat menanyakan perihal ini, tapi kita tidak boleh ketemu dengan pimpinan pusat Maybank. Nah, setelah itu kita disuruh buat laporan," kata Winda.
Satu bulan menanti, Winda mengatakan, tak ada respons dari pihak Maybank. Ia baru mendapat respons balik setelah membuat laporan kedua.
"Nah, ketika buat laporan kita menunggu sebulan tidak ada balasan sama sekali. Terus kita buat laporan lagi. Dua hari kemudian kita membuat laporan kedua, kita mendapat balasan bahwa masalah sudah terselesaikan," tutur Winda.
Ia kecewa karena selama itu pihak Maybanktidak pernah menghubunginya untuk menyelesaikan masalah ini.
"Dari situ kita sebagai nasabah kecewa, kita enggak pernah diajak komunikasi, diajak ketemu apa pun itu tidak pernah," lanjutnya.
Baca Juga: Rugi Besar, JKT48 Bakal Bubar Kecuali Melakukan Pengurangan Member dan Staff
Sementara itu, Maybank menyatakan siap mengganti tabungan Winda yang hilang setelah polisi menguak fakta-fakta yang dinilai janggal itu.
"Maybank bertekad bahwa ini harus jelas dulu apa motivasi keanehan ini. Sesudah jelas kalau memang benar, Maybank bayar," kata Hotman.
"Tapi, kalo memang diduga orang lain terlibat masa bayar begitu saja?" lanjutnya.
Maybank menduga ada pihak-pihak yang ikut terlibat dalam kejahatan perbankan yang dilakukan oleh tersangka A.
Mereka berharap agar polisi bisa segera mengungkapkan kebenaran dari kasus ini.
Buat yang belum tahu Winda Earl, cewek 26 tahun ini adalah salah satu gamer cewek di Indonesia.
Dia pernah bergabung dalam sejumlah timesports, di antaranya Louvre Angels, Bigetron eSports, Boom ID, dan Louvre.
Gadis bernama asli Winda Lunardi ini lahir di Jakarta pada 5 September 1994. Dia memiliki akun Instagram pribadi bernama @evos.earl.
Tak hanya digunakan untuk membagikan foto dirinya, Winda juga kerap melakukan live streaming Mobile Legendsdi akun Instagramnya.
Winda juga memiliki akun Youtube bernama "Winda Earl" yang memiliki lebih dari 350.000 subscribers.
Melalui Youtube, Winda membagikan vlog tentang kesehariannya dan kecintaannya pada Mobile Legends.
Baca Juga: Nggak Cuma di sini, EVOS Jadi Tim E-sports Paling Banyak Penggemar di Asia Tenggara
Kecintaan Winda pada MLbukan tanpa alasan. Dia bergabung dalam skuat Mobile Legends yang memperkuat tim EVOS e-Sport.
Sementara itu, Winda pernah bergabung dengan Boom eSports Indonesia, lalu resmi keluar pada 4 Agustus 2018.
Nama Winda semakin dikenal publik khususnya pecinta e-Sports ketika dia ahli bermain salah satu hero tank, Akai, hero panda role tank di Mobile Legends.
Dari sisi prestasi, Winda pernah mendapat juara pertama Female Gaming League Mobile Legends Minor Series pada November 2019.
Dia juga merupakan pro player Mobile Legends yang pernah menyabet juara FGL Minor Series 01. (*)