Meski begitu, diperlukan studi ilmiah berbasis laboratorium lebih lanjut untuk memverifikasi temuan awal yang dilaporkan ini.
Studi tersebut juga bertujuan memahami implikasi potensial dalam hal diagnostik, terapeutik, dan vaksin yang kini sedang dikembangkan.
Cerpelai dapat bertindak sebagai reservoir SARS-CoV-2, menyebarkan virus di antara populasinya, menimbulkan risiko penyebaran virus dari cerpelai ke manusia.
Saat virus berpindah antara populasi manusia dan hewan, modifikasi genetik pada virus dapat terjadi.
Menurut WHO, sejauh ini enam negara melaporkan virus coorna pada peternakan cerpelai, yaitu Denmark, Belanda, Spanyol, Swedia, Italia, dan Amerika Serikat.
"Saya kira tidak ada profesi ternak cerpelai di masa depan. Saya berharap pemerintah memiliki bukti atas klaim mereka, dan membuktikan bahwa itu adalah keputusan yang tepat," kata Frank Andersen, salah satu peternak cerpelai di Denmark. (*)