Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Tersebar Isu Pelajaran Sejarah Bakal Dihapus, Menteri Nadiem Langsung Klarifikasi

Annisa Putri Salsabila - Senin, 21 September 2020 | 12:00
tangkapan layar dari youtube soal penjelasan Nadiem tentang penghapusan mata pelajaran sejarah
youtube.com

tangkapan layar dari youtube soal penjelasan Nadiem tentang penghapusan mata pelajaran sejarah

HAI-Online.com-Salah satu yang lagi ramai diomongin sama warganet, termasuk di media sosial, mengenai isu kalo pelajaran sejarah bakal dihapus dari kurikulum pendidikan.

Informasi ini muncul setelah beredarnya draf sosialisasi Penyederhanaan Kurikulum dan Asesmen Nasional tanggal 25 Agustus 2020.

Disebutkan di dalamnya salah satunya adalah rencana penghapusan mata pelajaran sejarah bagi siswa-siswi di SMK.

Baca Juga: Murid Berani Chat Guru di WhatsApp Pake 'P', Gurunya: Yang Sopan!

Pada pelajar SMA, sejarah akan dijadikan sebagai mata pelajaran pilihan, sehingga sejarah bukan lagi pelajaran wajib yang harus diambil oleh siswa-siswi.

Beragam komentar muncul dalam linimasa Twitter terkait isu yang beredar tersebut.

“Bayangno kuliah 4 tahun pendidikan sejarah, pas lulus, pelajaran sejarah dihapus,” tulis akun @WahonoGusti “Yang disayangkan klo pelajaran sejarah dihapus bkn mahasiswa yg takut kehilangan peluang kerja, tp generasi muda nnti yg gatau sejarah bangsanya sendiri. Dijelasin sm guru aja blm tentu paham apalagi belajar sendiri,” tulis akun @galaxieesss.

Bantahan Kemendikbud Kepala Badan Penelitian dan Perbukuan Kemendikbud, Totok Suprayitno, membantah hal tersebut. Ia mengatakan, pelajaran sejarah akan tetap ada dalam kurikulum.

" Sejarah merupakan komponen penting bagi Indonesia sebagai bangsa yang besar sehingga menjadi kurikulum pendidikan," kata Totok dalam keterangan resmi, Sabtu (19/9/2020).Sementara, pada Minggu (20/9/2020), Mendikbud Nadiem Makarim langsung ngasih klarifikasi soal isu yang beredar tersebut.

Nadiem mengatakan, draf yang beredar hingga munculnya anggapan akan ada penghapusan pelajaran sejarah berasal dari salah satu materi yang lagi dibahas oleh Kemendikbud secara internal.

"Isu ini keluar, karena ada presentasi internal yang keluar ke masyarakat dengan salah satu permutasi penyederhanaan kurikulum," ujar Nadiem.

Baca Juga: Orangtua yang Bunuh Anaknya Karena Susah Belajar Online, KPAI: Hukumannya 20 Tahun

Ia menjelaskan, permutasi nggak cuman satu, tapi ada banyak permutasi dengan puluhan versi yang berbeda. Permutasi-permutasi tersebut nggak serta merta disetujui, harus melalui FGD dan uji publik.

Nadiem mengatakan, nggak ada yang menjamin kalo permutasi akan selalu terwujud menjadi sebuah keputusan akhir.

Ia juga menjamin sampai tahun 2022 nggak bakal ada penyederhanaan kurikulum. "Di tahun 2021 kami akan melakukan berbagai macam prototyping di sekolah penggerak yang terpilih, dan bukan dalam skala nasional. Jadi sekali lagi, tidak ada kebijakan apa pun di tahun 2021 dalam skala kurikulum nasional, apalagi penghapusan pelajaran sejarah," ujar dia.

Nadiem menyebutkan, sejarah punya arti penting untuk setiap bangsa dan kehadirannya diperlukan dalam kurukulum pendidikan.

"Saya ingin menjadikan sejarah menjadi suatu hal yang relevan untuk generasi muda dengan penggunaan media yang menarik dan relevan untuk generasi baru kita, agar bisa menginspirasi mereka," ujar Nadiem.

Dalam klarifikasinya, Nadiem juga berkomitmen untuk terus menghadirkan sejarah dalam sistem pendidikan.

"Sekali lagi saya imbau masyarakat jangan biarkan informasi yang tidak benar menjadi liar. Semoga klarifikasi ini bisa menenangkan masyarakat," kata dia.

Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Isu Pelajaran Sejarah Dihapus, Ramai di Media Sosial hingga Diklarifikasi Menteri Nadiem"

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x