Baca Juga: Orangtua yang Bunuh Anaknya Karena Susah Belajar Online, KPAI: Hukumannya 20 Tahun
Ia menjelaskan, permutasi nggak cuman satu, tapi ada banyak permutasi dengan puluhan versi yang berbeda. Permutasi-permutasi tersebut nggak serta merta disetujui, harus melalui FGD dan uji publik.
Nadiem mengatakan, nggak ada yang menjamin kalo permutasi akan selalu terwujud menjadi sebuah keputusan akhir.
Ia juga menjamin sampai tahun 2022 nggak bakal ada penyederhanaan kurikulum. "Di tahun 2021 kami akan melakukan berbagai macam prototyping di sekolah penggerak yang terpilih, dan bukan dalam skala nasional. Jadi sekali lagi, tidak ada kebijakan apa pun di tahun 2021 dalam skala kurikulum nasional, apalagi penghapusan pelajaran sejarah," ujar dia.
Nadiem menyebutkan, sejarah punya arti penting untuk setiap bangsa dan kehadirannya diperlukan dalam kurukulum pendidikan.
"Saya ingin menjadikan sejarah menjadi suatu hal yang relevan untuk generasi muda dengan penggunaan media yang menarik dan relevan untuk generasi baru kita, agar bisa menginspirasi mereka," ujar Nadiem.
Dalam klarifikasinya, Nadiem juga berkomitmen untuk terus menghadirkan sejarah dalam sistem pendidikan.
"Sekali lagi saya imbau masyarakat jangan biarkan informasi yang tidak benar menjadi liar. Semoga klarifikasi ini bisa menenangkan masyarakat," kata dia.
Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Isu Pelajaran Sejarah Dihapus, Ramai di Media Sosial hingga Diklarifikasi Menteri Nadiem"