HAI-ONLINE.COM - 3 September harusnya menjadi hari spesial buat para fans pegulat Jepang keturunan Indonesia, Hana Kimura.
Tanggal tersebut adalah hari ulang tahun Hana.
Namun, tahun ini berbeda. Sebab Hana Kimura, bunuh diri pada 23 Mei lalu, saat usianya 22 tahun.
Hana Kimura dikonfirmasi meninggal karena bunuh diri, diduga kuat menggunakan gas beracun.Salah satu faktor yang menyebabkan dirinya bunuh diri adalah cyberbullying yang ia terima setiap hari di media sosial.
Jasadnya ditemukan pertama kali oleh sang ibu, Kyoko Kimura, sekitar pukul 4 pagi.
Dirinya bukan cuma karena cyberbully karena aksinya di reality show Terrace House.Cyberbullying yang menyerang Hana bisa dibilang lebih jauh dari itu.
Salah satu faktornya, karena darah Indonesia di tubuhnya.Jepang, dikenal sebagai negara ramah, sopan, dan segala keindahannya.Namun di baliknya, mungkin nggak ada yang menyangka kalo ada rasisme terhadap warga keturunan di Negeri Sakura.
Orang Jepang menyebut anak-anak hasil pernikahan antar ras sebagai ‘Hafu’.Kata ini diambil dari cara orang Jepang melafalkan kata “half” dalam Bahasa Inggris. Meski fasih berbahasa Jepang atau seumur hidupnya tinggal di Jepang, nggak semua hafu dianggap warga Jepang.Hal tersebut bisa lo tonton di dokumenter berjudul Hafu: The mixed-race experience in Japan.Dalam film tersebut, sejumlah narasumber menceritakan keluh kesahnya sebagai hafu di Jepang.
"Banyak orang Jepang yang percaya dengan kemurnian budaya dan tradisi Jepang," ucap Jeff Kingston, director of Asian studies di Temple University, Jepang."Mereka menganggap ada ras Yamato, menganggap semua orang Jepang dari darah yang DNA yang sama. Kalo periset budaya Jepang, pastinya tau itu cuma mitos," lanjutnya.Warga Jepang keturunan Korea dan Afrika biasanya yang paling sering dapat perlakuan rasisme.Kalo keturunan kulit putih, biasanya lebih beruntung.