Follow Us

Perjalanan Wayang Orang: Lahir di Pendopo Istana, Kini Hadir di Layar Laptop

Sheila Respati - Jumat, 26 Juni 2020 | 19:45
Anak-anak berbusana tokoh-tokoh dalam wayang orang pada akhir abad ke-19. Kassian Cephas memotretnya di Yogyakarta sekitar 1890.
Kassian Chepas/Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde

Anak-anak berbusana tokoh-tokoh dalam wayang orang pada akhir abad ke-19. Kassian Cephas memotretnya di Yogyakarta sekitar 1890.

Kesenian ini juga menyimpan banyak simbolisasi, jadi penarinya ya harus pandai menerjemahkan cerita dan filosofi di dalam lakonnya menjadi gerak tubuh atau ekspresi.

“Memang, kalau diteliti dari asal katanya, wayang itu berarti bayangan. Nilai-nilai yang bisa dijadikan refleksi atau cerminan banyak di dalam kesenian ini,” lanjut Andra.

Baca Juga: Fakta Menarik WR.Supratman dan Hari Musik Nasional, Ternyata Lagu Indonesia Raya Dibuat Karena...

Namun, seiring berkembangnya zaman durasi perform para seniman juga jadi semakin pendek. Pada era Mangkunegara V dan VI waktu pentas dipadatkan jadi 4-6 jam saja.

Dimodifikasi berkali-kali supaya tetap eksis

Supaya bisa bertahan di tengah zaman yang terus berubah, wayang orang terus dimodifikasi. Jika dihitung-hitung wayang orang sepanjang usianya yang sudah lebih dari seribu tahun, seenggaknya sudah mengalami lima kali modifikasi.

Modifikasi pertama terjadi saat krisis gula di tanah Jawa. Dari hiburan bangsawan di pendopo istana, wayang orang kemudian bergeser jadi tontonan rakyat. Semua kalangan bisa menikmati wayang orang sebagai hiburan.

Setelah itu, dari hiburan gratis wayang orang kemudian diadaptasi jadi pementasan komersial dengan tata panggung ala Eropa pada zaman kolonial Belanda. Insiatif ini dicetuskan oleh pengusaha Cina di Surakarta bernama Gan Kam.

Kemudian, pementasan juga nggak lagi terpusat di Surakarta dan Yogyakarta. Seniman-seniman wayang orang yang merantau membuat komunitas-komunitas di kota tujuannya untuk melakukan pementasan.

Baca Juga: Bisa Diulang Sampai 2.900 Kali, Ini 5 Adegan Film yang Paling Susah Dibuat Sepanjang Sejarah

Terus, di era pemerintahan Presiden Soekarno, wayang orang kembali mengalami perubahan. Kesenian ini kembali dipentaskan di istana secara rutin, tapi bukan istana raja-raja tanah Jawa lagi melainkan istana negara. Wayang orang menjadi pementasan yang diakui negara.

Nah, setelah itu di era 1990-an wayang orang juga berubah lagi. Pementasannya diperpendek jadi 1,5 jam saja. Soalnya, pada era tersebut masyarakat lebih tertarik nonton hiburan yang berdurasi pendek dan nggak betah berlama-lama duduk.

Editor : Hai

PROMOTED CONTENT

Latest