HAI-Online.com - Menyusul gelombang protes massal yang dipicu dari kematian warga kulit hitam George Floyd yang tewas dibekuk polisi Amerika rasis sejak beberapa pekan terakhir.
Kini, muncul lagi sejumlah tuntutan dari masyarakat maupun figur publik untuk menghapus monumen yang dinilai punya kaitan dengan peristiwa perbudakan di masa lalu.
Salah satunya adalah aksi dari penyanyi Taylor Swift, yang belum lama ini menuntut agar sebuah patung dari tokoh nasional di Tennessee, Amerika Serikat, diruntuhkan karena tokoh tersebut dianggap berperilaku rasis semasa hidupnya.
Baca Juga: BTS Hingga Taylor Swift Tampil di Wisuda Online Buat Hibur Lulusan 2020
Aksi tersebut berimbas terhadap landmark di dunia musik, salah satunya adalah jalan Penny Lane di Kota Liverpool, Inggris
Belakangan jalan ini juga menjadi target tudingan masyarakat sebagai monumen yang melambangkan sejarah rasisme di dunia.
Melansir dari NME, pemerintah setempat diketahui tengah mempertimbangkan keberadaan dari Penny Lane, jalan yang telah menginspirasi band the Beatles dalam membuat hits dengan nama yang sama, setelah rambu-rambu jalan dirusak karena dihubungkan dengan tuan budak bernama James Penny.
Pelaku pengrusakkan dilaporkan mencoret kata "Penny" pada papan penanda jalan yang terdapat di sepanjang jalan raya tersebut, dan membubuhkankata "rasis" pada Kamis malam lalu (11 Juni).
Walikota regional kota itu, Steve Rotherham, menyatakan bahwa jalan itu dapat diganti namanya jika koneksi ke James Penny terbukti benar adanya.
"Jika itu sebagai konsekuensi langsung dari jalan yang disebut Penny Lane karena James Penny, maka itu perlu diselidiki," kata Rotherham, mengutip dari Loudwire.
"Sesuatu perlu terjadi dan saya akan mengatakan tanda itu dan jalan itu mungkin saja dalam bahaya namanya diganti," katanya lagi.
Meski demikian, dia juga menambahkan bahwa saat ini, tidak ada bukti bahwa jalan itu sebenarnya dinamai Penny.
Lagu "Penny Lane" dirilis oleh The Beatles pada tahun 1967 dalam album "Strawberry Fields Forever." (*)