WHO pun telah mengingatkan bahwa stress dan tekanan selama masa yang sulit ini dapat meningkatkan risiko depresi.
5. Tak membantu tenaga medis
Jika masih meremehkan virus corona hingga kemudian terinfeksi Covid-19, kamu bisa merugikan para tenaga medis yang berjuang di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes).
Maka dari itu, kamu pun dianjurkan oleh WHO untuk mematuhi berbagai arahan dari pemerintah, termasuk sebagai upaya untuk membantu para tenaga medis.
WHO dalam laman resminya who.int, mengakui bekerja di garis terdepan selama wabah Covid-19 sangatlah berat dan bisa memicu stres. Sangatlah wajar jika para tenaga medis ini terbebani dan frustasi.
Para tenaga medis ini bahkan bisa mendapatkan stigma dari keluarga, teman, rekan sejawat dan orang-orang lain mengenai diri mereka yang harus dijauhi karena bisa menularkan virus corona. Hal itu pun dapat menyebabkan mereka terkekang.
6. Ganggu aktivitas ekonomi
Efek lebih jauh ketika kamu termasuk orang yang meremehkan virus corona, yakni membuat pemerintah dan banyak pihak lain tak bisa segera menghentikan wabah Covid-19.
Jika wabah ini terus berlarut, bukan nggak mungkin pemerintah akhirnya memilih kebijakan lockdown.
Padahal kebijakan lockdown ini disinyalir akan membawa dampak yang sangat signifikan terhadap aktivitas ekonomi masyakarat, khususnya sektor usaha informal.
Dalam kondisi sekarang ini pun, ketika pemerintah Indonesia tidak atau belum memutusan lockdown, aktivitas ekonomi masyarakat di beberapa daerah di Tanah Air dilaporkan sudah lesu.