Namun, mereka (relawan) akan disuntik dengan dua jenis virus yang umum tetapi tidak terlalu serius, lapor Daily Star.
Hvivo, perusahaan di belakang laboratorium di Queen Mary, akan menginfeksi 24 sukarelawan bersamaan dengan strain virus 0C43 dan 229E.
Diperkirakan strain ini akan menyebabkan gejala pernapasan ringan dan jauh tidak lebih parah daripada virus corona yang saat ini menyebar di seluruh dunia.
Walaupun mereka adalah strain yang berbeda, diperkirakan vaksin dapat dikembangkan dari pengujian ini yang akan mengatasi virus yang merusak.
Siapa pun yang secara sukarela berpartisipasi dalam penelitian ini harus tetap di karantina selama dua minggu.
Akan ada beberapa batasan pada peserta selama waktu ini, termasuk tidak ada latihan atau kontak fisik dengan orang lain.
Baca Juga: Kuatir Corona, My Chemical Romance Batalkan Tur Asia Pertama Pasca Reuni
Mereka hanya akan bisa makan dan minum makanan tertentu.
Setiap perawat atau dokter yang mengerjakan penelitian ini harus mengenakan ventilator dan pakaian pelindung saat mereka bekerja di lab atau dengan bahan apa pun yang mungkin terinfeksi virus, seperti jaringan kotor atau tes darah.
Badan Pengawas Obat-obatan dan Produk Kesehatan Inggris harus menyetujui rencana Hvivo sebelum percobaan ini dapat dilakukan.
Pengujian ini adalah bagian dari upaya global untuk menemukan vaksin untuk virus corona karena semakin banyak orang mengembangkannya dan mati karenanya.
Sangat mungkin bahwa hadiah untuk menemukan vaksin coronavirus akan jauh lebih tinggi daripada £ 1,6bn (sekitar Rp29,8 triliun)yang dibuat oleh produsen obat Sanofi Perancis setelah menjual vaksin flu tahun lalu.