Follow Us

Viral Kabar Monster Purba Sepanjang 8.000 Km Tinggal di Laut, Begini Penjelasan Ahli

Ricky Nugraha - Sabtu, 04 Januari 2020 | 14:00
Screenshot kabar mengenai hewan purba raksasa yang tinggal di Samudra Atlantik
Instagram/search.inf

Screenshot kabar mengenai hewan purba raksasa yang tinggal di Samudra Atlantik

HAI-online.com - Beberapa waktu lalu media sosial sempat diramaikan dengan kabar yang menyebutkan soal adanya hewan raksasa atau monster laut sepanjang 8.000 km yang tinggal di Bumi.

Kabar itu diunggah oleh di Instagram oleh akun Search For Information @search.inf yang juga menampilkan siluet hewan raksasa di tengah Samudra Atlantik.

Di postingan tersebut dijelaskan bahwa hewan yang disebut makhluk purba itu bernama SCP 169 dengan ukuran yang luar biasa besar dan terus berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan sangat lambat.

Terkait hal itu, peneliti bidang bioteknologi kelautan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Boy Rahardjo Sidharta, mengungkapkan bahwa informasi tersebut nggak bener.

Baca Juga: Ooh, Ternyata Begini Lho Cara Astronot Keramas di Luar Angkasa

"Tidak pernah ada hewan raksasa seperti yang digambarkan di unggahan Instagram tersebut," ujar Boy seperti dikutip dari Kompas.com.

Boy mengungkapkan, ia sudah melakukan pengecekan di berbagai sumber, termasuk YouTube, situs internet, khususnya scp foundation dan wikipedia, dan google scholar, namun tidak menemukan penjelasan terkait SCP 169.

"Dari situs resmi SCP foundation sendiri muncul kata kunci. Mereka adalah kumpulan orang paranormal, jadi bukan berdasar temuan ilmiah atau dengan dasar ilmu biologi," ujar Kepala Laboratorium Teknobio-Industri, Fakultas Teknobiologi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta ini.

Selain itu, situs-situs lain juga menyebutkan bahwa Scp Foundation merupakan komunitas yang berkegiatan pada tema cerita fantasi, bukan ilmiah.

Baca Juga: Kenapa Sih Orang Bisa Takut Lubang alias Trypophobia?

Boy mengungkapkan, unggahan yang ditulis dalam Scp Foundation sudah banyak pengakuan yang diperoleh dari berbagai lembaga termasuk media elektronik di beberapa negara, karena gaya penulisan mereka terbilang 'unik'.

Source : Kompas.com

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest