Sementara, Kompiang Raka dan para penari muncul dalam segmen awal untuk membangun nuansa Pulau Dewata nan khas.
Panggung megah turut memvisualisasikan kekayaan alam Bali – tempat lahir dan berkembangnya Kutus Kutus Tamba Waras.
“Keindahan Bali merupakan mahakarya Sang Pencipta yang menjadi kebanggaan Indonesia. Karenanya, untuk konser ini, saya menghadirkan konsep desain dan tata panggung yang terilhami pesona pulau tersebut, seperti latar vertikal - dari Gunung Agung, dan panggung bertumpuk - dari area persawahan terasering,” jelas Jay Subiakto selaku Art Director Konser Mahakarya Kutus Kutus.
Dengan menghadirkan video mapping dan multimedia yang menyarikan kisah sukses Kutus Kutus, konser ini terbagi ke dalam lima segmen utama, yakni The History, The Turning Point, Happy Moment, The Hope, dan The Encouraging Moment.
Tentunya, pada akhir pertunjukan para maestro in menampilkan karya yang sangat familiar yaitu menyanyikan lagu Rumah kita dilanjutkan dengan lagu kemesraan, Iwan Fals. (*)