HAI-Online.com -Beberapa waktu lalu, publik dikejutkan dengan sarapan untuk para atlet SEA Games 2019 dari pihak hotel tempat mereka menginap yang dinilai kurang bergizi karena hanya berisi sajian seperti nasi, telur, dan kikiam saja.
Selain mempermasalahkan kandungan gizi, kehalalan dari makanan tersebut juga dipertanyakan banyak pihak karena kikiam di Filipina pada umumnya terbuat dari bahan daging babi yang dipadu padankan dengan ikan.
Untuk menampik isu negatif yang ada, dapur Kampung Atlet (Athlete's Village) SEA Games 2019 baru-baru ini membuka kunjungan untuk media supaya orang-orang bisa menyaksikan isi dapur dari hotel yang berada di New Clark City, Pampanga tersebut dengan mata kepala mereka sendiri.
Fyi, Dapur Kampung Atlet di SEA Games 2019 sendiri memang dikhususkan untuk memasak dan menyajikan makanan kepada 4 ribu atlet, delegasi, serta pekerja selama proses penyelengaraan turnamen olahraga terbesar se-Asia Tenggara ini.
Baca Juga: Dari Messi hingga Megan Rapionoe, Berikut Daftar Pemenang Ballon d'Or 2019
Menurut laporanANCX, tim media awalnya terlebih dahulu diperiksa oleh petugas keamanan, di mana benda-benda seperti tas besar, anting, jam tangan, gelang, sepatu berujung terbuka, dan kaki telanjang nggak diperbolehkan masuk ke dapur yang berada di tenda putih besar tersebut.
Selain itu, tim media juga diminta untuk menggunakan masker dan topi khusus supaya mulut dan rambut mereka tertutup dengan baik serta nggak mengotori makanan.
Menurut keterangan kepala koki, Chef Sau del Rosario, pihaknya menginvestasikan dana sebesar 20 juta Peso (sekitar Rp 144 miliar) untuk membangun dapur SEA Games 2019.
Selain itu, tim dapur SEA Games 2019 juga memiliki komitmen untuk melakukan keamanan pangan, sanitasi, serta standar halal untuk semua yang terlibat.
Baca Juga: Sering Kasih Review Jelek Buat Film Indonesia, Kritikus Ini Terancam Diperkarakan ke Polisi
Hanya tidur paling lama tiga jam per hari, del Rosario mengaku takut dengan bayang-bayang memberi makan para atlet dan delegasi yang jumlahnya mencapai ribuan karena harus tetap menjaga keamanan dan kualitas makanan sebagai prioritas utama.
"Nggak ada jam operasional, semua pada dasarnya 24 jam. Tidur saya yang terlama adalah tiga jam sebenarnya," terang del Rosario seperti dikutip HAI dari Kompas.com.
Setiap langkah dalam proses persiapan makanan ternyata juga mendapatkan pemantauan dari tim petugas keamanan, ditambah dengan perwakilan keamanan makanan dari masing-masing delegasi.
Untuk makanan yang diangkut ke tempat lain, seperti ruang VIP di Aquatics Centre, makanan diberi label dengan benar, dan ditempatkan di dalam wadah termal, lalu dipisahkan baik panas maupun dingin.
Baca Juga: Mahasiswa UIN Jakarta Meninggal Dunia karena Kecelakaan Saat Akan Menghadiri Wisuda
Selain itu, petugas keamanan pangan memeriksa suhu saat melakukan pengemasan, bahkan memeriksanya lagi setelah tiba di tujuan sebelum dapat disajikan.
"Nggak ada ruang untuk kesalahan," tegas del Rosario, sambil menjelaskan bahwa dapur ini 100 persen sesuai standar halal.
Halal dalam artian diizinkan, dan mengacu pada makanan, berkaitan dengan hukum Islam yang melarang barang-barang makanan tertentu seperti daging babi, serta cara-cara khusus untuk menyiapkan makanan.
Sementara itu,Departemen Sains dan Teknologi Filipina diketahui telah membawa Dr. Rafek Saleh dari IHI Alliance dan Badan Pelatihan Konsultasi Halal Malaysia guna memastikan bahwa semua penyedia makanan untuk SEA Games 100 persen halal. (*)
Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Mengintip Isi Dapur Hotel Atlet SEA Games 2019".