Follow Us

Nightmare Side Kembali Diangkat ke Layar Lebar, Hantunya Korban Bully di SMA

Al Sobry - Rabu, 20 November 2019 | 17:24
Nightmare Side Kembali Diangkat ke Layar Lebar, Hantunya Korban Bully di SMA
Sobry/HAI

Nightmare Side Kembali Diangkat ke Layar Lebar, Hantunya Korban Bully di SMA

HAI-Online.com - Film horor Indonesia masih menjadi primadona di bioskop Tanah Air kita. Nggak heran, selalu ada judul baru dan hantu-hantu baru yang ditampilkan dalam ceritanya.

Nah, kalo biasanya cerita film hantu layar lebar diangkat dari skenario atau buku, kali ini Dash Pictures, secara khusus mengangkat film berjudul Nightmare Side The Movie (2019) dari salah satu radio play horror yang terkenal di Bandung.

"Ya, satu hal yang mungkin agak berbeda, film ini diangkat dari sebuah program radio tahun 1992. Filmnya pernah dibuat pada 2013, tapi nggak tembus XXI. Nah 27 tahun kemudian ceritanya diangkat lagi ke layar lebar," ungkap Dimasta Tri Aditiyo, selaku penulis cerita film Nightmare Side yang juga penyiar radio di Ardan.

Baca Juga: Tabebuya Bermekaran, Jalanan di Surabaya Ini Jadi Mirip Jepang Pas Musim Sakura

Dimasta menjelaskan ada perbedaan, antara film Nightmare Side yang diproduksi pada 6 tahun lalu dengan yang sekarang.

“Dulu digarap dengan cara independent, bareng sineas kampus ITB, terus bentuknya semi ombinus di mana ada 3 cerita berbeda di dalamnya. Cerita yang ditonjolkan mirip dengan program acara yang sama, cerita horornya datang dari cowok, cewek, cowok lagi. Dibuat sama banget sama cerita yang dikirim ke program tersebut,” jelasnya.

Meski sudah membuat premier sendiri, kesuksesan film tersebut hanya sanggup bertahan salama tiga hari di CGV. Film yang diperankan Sarwendah Tan itu pun hilang dari pembahasan.

Kini, Nightmare Side The Movie digarap lebih serius dengan cerita yang utuh dan menggunakan efek CGI untuk penampakan hantunya.

“Penggarapannya dibuat lebih serius untuk nasional, sehingga akhirnya bisa tembus XXI. Di dalamnya, sebenarnya ada cerita yang disadur dari potongan radio play, tapi tidak dibuat ombinus melainkan dijahit jadi satu cerita,” ujarnya kali ini fokus ke cerita Selly Larasati.

Bisa kebayang dari cerita audio, kini ke visual, jadi efek jump scarenya dapet,” tambahnya.

Film ini juga mengangkat isu bullying di sekolah, di mana dalam kisah aslinya Selly merupakan anak magang Ardan yang meninggal karena tidak sanggup hidup sendirian dengan kemampuan indigo-nya.

Baca Juga: 7 Karakter Kartun yang Dibuat Lebih Realitis, Jadi Serem Abis!

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest