Follow Us

Bosan Macet-Macetan, Buruh Bengkel Ini Bikin Helikopter Sendiri

Rayhadi Shadiq - Selasa, 05 November 2019 | 13:30
Jujun Junaedi memasang baut di tiang untuk baling-baling utama pada helikopter buatannya di Kampung Cibubuay, Desa Darmareja, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (3/11/2019).
KOMPAS.COM/BUDIYANTO

Jujun Junaedi memasang baut di tiang untuk baling-baling utama pada helikopter buatannya di Kampung Cibubuay, Desa Darmareja, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (3/11/2019).

HAI-ONLINE.COM - Sering ngeliat kemacetan di ruas Jalan Raya Bogor – Sukabumi bikin buruh bengkel yang satu ini gregetan. Nggak cuma itu, buruh bengkel ini juga berupaya nyiptain solusi buat kejengkelannya itu.

Yap. Jujun Junaedi (42) bikin Helikopter sendiri yang kemudian diberi nama Gardes JN 77 GM.

Udah setahun ini, Jujun keliatan sibuk banget ngerakit helikopter di halaman rumahnya, di Kampung Cibubuay, Desa Damareja, Kecamatan Nagrak.

Sampai saat ini, progress perakitan helikopter Gardes JN 77 GM lagi dalam tahap penyelesaian baling-baling utama.

Rencananya, akhir 2019 atau awal 2020 ini helikopter yang diberi nama Gardes JN 77 GM itu bakal uji terbang.

Baca Juga: Cowok Ini Buktikan Efek Minum Soda dengan Minum 300 Kaleng Coca Cola "Insya Allah saya inginnya pada akhir tahun atau awal tahun 2020 bisa melakukan uji terbang," ungkap Jujun, seperti dilansir kompas.com, Minggu (3/11/2019).

Untuk mesin, helikopter kreasi Jujun ini pake mesin penggerak generator set (genset) berkapasitas besar 24 PK, 700 cc, dan dua silinder berbahan bakar premium.

Jujun menuturkan, pembuatan helikopter ini sudah berlangsung sejak Agustus 2018, dan dilakukan tiap hari Minggu, pas dia lagi libur kerja.

Pembuatan helikopter ini dilakukan oleh Jujun seorang diri, dengan dibantu putra pertama dan kerabatnya.

Helikopter dengan rangka berbahan besi itu sampai saat ini sudah menghabiskan biaya produksi sebesar 30 juta rupiah.

"Makanya, proses pembuatan helikopter ini lama karena untuk membeli barang yang dibutuhkan harus menunggu waktu, perlu menyisihkan. Karena kan saya tidak mau mengganggu uang dapur," tutur lulusan STM (SMK) Siliwangi 1996, yang saat duduk di bangku SMK itu pernah mendapatkan beasiswa itu.

Source : Kompas.com

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest