Follow Us

Muncul dalam Rancangan Anggaran 2020, Disdik DKI Jakarta: Nggak Ada Sekolah yang Ajukan Pembelian Lem Aibon

Bayu Galih Permana - Kamis, 31 Oktober 2019 | 11:30
Foto anggaran belanja Disdik Jakarta untuk membeli lem aibon yang dibagikan oleh William Aditya Sarana.
INSTAGRAM/WILLSARANA

Foto anggaran belanja Disdik Jakarta untuk membeli lem aibon yang dibagikan oleh William Aditya Sarana.

HAI-Online.com - Beberapa waktu belakangan, publik tengah ramai memperbincangkan adanya anggaran sebesar Rp 82,8 miliar dalam dokumen Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) 2020 untuk membeli lem aibon.

Menanggapi kabar tersebut, Plt Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Syaefullah Hidayat mengaku nggak ada satu pun sekolah di wilayah Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat yang memasukkan jenis lem satu ini dalam RKAS.

"Tadi kasubag TU menyampaikan sementara tidak ada sekolah yang mengusulkan lem aibon itu, tapi nanti kita cek lagi," ujar Syaefullah di Balai Kota, Jakarta pada Rabu (30/10) kemarin seperti dikutip HAI dari Kompas.com.

Lebih lanjut, Syaefullah mengatakan bahwa anggaran pembelian lem aibon dalam KUA PPS adalah anggaran sementara yang dimasukkan oleh Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat dalam sistem e-budgeting pada akhir Juli 2019.

Baca Juga: Menurut WHO, 50 Persen Penyebab Gangguan Pendengaran adalah Earphone

Dalam RKAS tersebut, total ada 23 rekening yang diinput oleh masing-masing sekolah yang terdiri dari 17 ribu komponen, yang mana di dalamnya nggak tercantum kebutuhan lem aibon.

Foto anggaran belanja Disdik Jakarta untuk membeli lem aibon yang dibagikan oleh William Aditya Sarana.
INSTAGRAM/WILLSARANA

Foto anggaran belanja Disdik Jakarta untuk membeli lem aibon yang dibagikan oleh William Aditya Sarana.

Sementara itu, Kasubag Tata Usaha Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Barat Sudarman juga membenarkan bahwa nggak ada satu pun sekolah yang memasukkan lem aibon di dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah.

"Sekolah nggak butuh (lem aibon)," terangnya.

Sudarman menerangkan, kala itu dirinya hanya asal memilih ketika menginput lem aibon dalam sistem e-budgeting karena menurutnya, apa yang dia input nantinya akan digantikan oleh RKAS lampiran masing-masing sekolah.

Hmm, kok bisa gitu ya sob. Kalau menurut kalian sendiri gimana nih menanggapi adanya temuan ini? (*)

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest