Setelah kartu terisi data pemilih, siswa akan diarahkan ke bilik suara. Masing-masing bilik suara sudah disediakan laptop beserta mesin taping kartu.
Sebelum memilih, siswa harus melakukan tap kartu tersebut sebagai syarat memverifikasi data pemilih.
Ketika data terverifikasi, akan muncul nama kandidat di layar laptop.
Setelah memilih salah satu kandidat dengan cara diklik, data indentitas pemilih yang ada di dalam kartu otomatis hilang dannggak bisa digunakan lagi.
Hal tersebut guna mencegah pemilih ganda.
Pemilih kemudian keluar bilik dan menyerahkan kartu tersebut ke pihak panitia dan menempelkan jarinya ke tinta sebagai tanda telah memilih.
Selanjutnya, kartu tersebut akan digunakan oleh siswa lain yang hendak memilih.
Berawal dari YouTube
Praktik pemilu menggunakan tekonolgi digital ini awalnya muncul dari keresahan pengurus atau panitia pemilu dengan sistem pemilu kertas dan paku yang dinilai nggak praktis dan butuh biaya besar.
Cara e-voting ini kemudian dipilih Yogi ketika menonton YouTube dan terinspirasi oleh pemilihan Pilkades di suatu desa di Bogor.
Baca Juga: Nggak Perlu Telan Obat, Siswi SMAN 15 Semarang Bikin Masker Anti Mabuk