HAI-online.com - Musik secara umum memang dikenal bermanfaat untuk kondisi psikologis. Musik dapat meredakan stres yang mendera, meningkatkan kemampuan kognitif, serta membantu tertidur lebih nyenyak.
Namun, jenis musik tertentu punya manfaat tersendiri yang membedakannya dengan jenis musik lainnya. Seperti musik hip hop yang menurut penelitian berpotensi untuk membantu memulihkan orang dengan gangguan mental.
Pada akhir 2014, akademisi dari Universitas Cambridge melaporkan, para responden penelitian yang mendengarkan musik hip hop, mengalami dampak positif. Mereka mendengarkan musik genre tersebut, sebagai bagian dari terapi psikoedukasi.
Riset yang dimuat dalam The Lanchet Psychiatry tersebut melibatkan penderita gangguan Skizofrenia dan gangguan depresi, sebagai responden. Setelah itu, peneliti membaginya menjadi dua kelompok untuk sama-sama menjalani terapi psikoedukasi.
Baca Juga: Orang Jahat adalah Orang Baik yang Tersakiti? Begini Kata Psikolog
Kelompok pertama mendengarkan musik hip hop, sedangan kelompok lainnya nggak. Hasilnya, kelompok responden yang mendengarkan musik hip hop, terbukti memiliki pemahaman lebih baik dalam proses terapi.
Sebagai informasi, beberapa lagu populer yang dipilih dalam penelitian tersebut adalah "Man in the Mirror" milik Michael Jackson, dan "Take Off Your Cool" dari Outcast.
Akeem Sulee, salah satu peneliti dalam riset tersebut, juga mendirikan Hip Hop Psych. Institusi ini memiliki sekumpulan psikiater dari Universitas Camdridge, yang berusaha mempromosikan musik hip hop untuk penanganan gangguan mental.
Lirik dalam lagu-lagu hip hop yang berkaitan dengan isu mental, tampaknya menjadi kunci untuk dapat menjadi alat terapi.
Baca Juga: Mind Blowing Deh, 4 Hal Ini Nggak Disadari Otak Kita yang Sebenarnya Bisa Dilakukan!
Menurut Hip Hop Psych, musik hip hop kaya dengan hal-hal yang dekat dengan kesehatan mental, seperti masalah kecanduan, gangguan psikosis, gangguan bipolar, gangguan kepribadian ambang, dan gangguan lainnya.
Musik hip hop juga disebutkan dekat dengan faktor lingkungan dalam gangguan mental, seperti masalah perkotaan, nutrisi yang buruk, pengaruh keluarga yang tidak sehat, maupun faktor lain, seperti faktor genetik dan perubahan ekspresi gen (epigenetik).