Follow Us

Viral Surat untuk Mahasiswa Unila yang Tewas Saat Diksar dari Sang Ibu

Bayu Galih Permana - Sabtu, 05 Oktober 2019 | 17:00
AMFP Unila Buka Posko Peduli Aga, Mahasiswa Fisip Unila Tewas Saat Diksar.
TRIBUN LAMPUNG/BAYU

AMFP Unila Buka Posko Peduli Aga, Mahasiswa Fisip Unila Tewas Saat Diksar.

HAI-Online.com - Baru-baru ini, pengguna media sosial tengah ramai memperbincangkan foto selembar surat untuk mahasiswa Universitas Lampung (Unila) yang meninggal ketika mengikuti diksar, Aga Trias Tahta, dari sang Ibu.

Dalam foto surat yang dibagikan oleh akun Facebook milik kakak Aga, Eka Thirta Maharani pada Selasa (1/10) malam, Ibunda dari mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik tersebut, Rosdiana meminta maaf karena telah mengantarkan putranya ke tempat "pembantaian".

Sambil mendoakan supaya anaknya dapat beristirahat dengan tenang, Rosdiana berjanji akan berjuang mencari keadilan untuk Aga.

Foto selembar surat yang ditujukan kepada mahasiswa Fisil Universitas Lampung (Unila) yang tewas saat diksar, Aga Trias Tahta (19) viral di media sosial.
Facebook Eka Thirta Maharani

Foto selembar surat yang ditujukan kepada mahasiswa Fisil Universitas Lampung (Unila) yang tewas saat diksar, Aga Trias Tahta (19) viral di media sosial.

Mengonfirmasi kemunculan surat tersebut, kakak kandung Aga, Gani Dewantara membenarkan bahwa tulisan tersebut dibuat oleh sang Ibu, tepatnya satu hari setelah adiknya dimakamkan di TPU Dusun Wonokarto, Lampung pada Senin (30/9) lalu.

Baca Juga: Video Joget 'Entah Apa yang Merasukimu' di Depan Dekan Saat Wisuda Viral, Begini Penjelasan Si Mahasiswa

“Iya, surat itu ditulis ibu sehari setelah Aga dimakamkan,” ujar Gani ketika dihubungi melalui pesan singkat, seperti dikutip HAI dari Kompas.com.

Berikut isi lengkap surat yang ditulis oleh Rosdiana beberapa saat setelah putranya dimakamkan.

AGA.. Ibu minta maaf karena dengan senang hati membantu Aga pergi ke tempat pembantaian, tak ada jurang 15 meter yang telah diakui sebagai tempatmu terjatuh, yang ada tangan-tangan setan yang mencabik-cabik tubuhmu, menyeretmu, memaksa kerikil dan batu untuk sama-sama membuat parutan di sekujur tubuhmu, namun luka-lukamu tak membuat mereka merasa ngilu.

AGA.. Mata mereka terbuka tapi mata hatinya tertutup, banyak yang mau bicara tetapi mereka dibungkam. Semua cari selamat. Mereka yang melihat tapi diam dengan bangga menjadi temannya.

AGA.. Allah tidak buta, tidak pula tidur, dia melihat semua, saat mereka merekayasa mengarang cerita penyebab kematianmu. Sintia kalian cuma boneka karena kalian tidak punya hati, boneka tidak akan pernah menjadi seorang Ayah atau seorang Ibu..

AGA.. Tidurlah dengan tenang, tunggu hari peradilan, Insya Allah goresan luka dan titisan darahmu menghapus dosa-dosamu.. Di dunia, keluargamu berjuang mencari keadilan bagimu. Seandainya kami kalah tapi AGA pasti menang..

Baca Juga: 2 Mahasiswa Kendari Tewas Tertembak Pas Demo, 6 Polisi Ternyata Bawa Senpi

Sebelumnya, seorang mahasisawa Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung meninggal dunia saat mengikuti pendidikan dasar UKM Pecinta Alam Cakrawala di Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Minggu (29/9/2019) pagi.

Selain Aga, polisi mengungkapkan bahwa diksar tersebut juga menyebabkan ada dua peserta lain harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit.

Semoga kasus ini bisa segera diselesaikan oleh pihak kepolisian dan keluarga Aga mendapatkan keadilan sebagaimana mestinya. (*)

Source : Kompas.com

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest