Follow Us

Dari Makan Kulit Jeruk Hingga Luka Lebam, Keluarga Ungkap Kejanggalan dalam Kasus Meninggalnya Paskibraka Tangsel

Bayu Galih Permana - Sabtu, 03 Agustus 2019 | 12:03
Wakil Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, saat melayat almarhum Aurellia Qurratuaini, Paskibraka Tangsel di kediamannya di bilangan Cipondoh, Tangerang, Kamis (1/8).
JAISY RAHMAN TOHIR/TRIBUN JAKARTA

Wakil Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, saat melayat almarhum Aurellia Qurratuaini, Paskibraka Tangsel di kediamannya di bilangan Cipondoh, Tangerang, Kamis (1/8).

HAI-Online.com - Salah seorang Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kota Tangerang Selatan, Aurellia Qurrota Aini diketahui meninggal secara mendadak setelah sebelumnya sempat roboh ketika berada di rumah pada Kamis (1/8) pagi.

Seperti yang dilansir HAI dari Kompas.com, meninggalnya siswi kelas XI MIPA 3 SMA Al Azhar BSD, Tangerang Selatan tersebut dinilai sang paman, Romi dan juga anggota keluarga lainnya sangat janggal.

Menurut keterangan Romi, Aurel terakhir terlihat sangat pucat ketika tengah berkumpul bersama anggota keluarga yang lain untuk merayakan ulang tahun neneknya, padahal dia selama ini nggak punya riwayat penyakit.

"Kemarin itu kami keluarga kumpul di rumah ini. Karena ada acara nenek kami yang sedang ulang tahun. Kami sekeluarga melihat ada yang berbeda dari Aurel. Mukanya itu pucat banget, seperti kelelahan. Padahal dia tidak memiliki riwayat penyakit," jelas Romi ketika ditemui di rumah duka.

Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Gempa Banten Terasa Sampai Yogyakarta dan Mataram

Lebih lanjut, Romi juga mengatakan bahwa sebelum meninggal, Aurel pernah bercerita dipukuli oleh senior di Paskibra kepada adiknya, Atarisa.

"Dia cerita ke adiknya, katanya dipukuli oleh seniornya di Paskibra. Tubuhnya juga lebam-lebam," tambah Romi.

Sementara itu, ayah Aurel, Farid Abdurrahman menceritakan bahwa anaknya dan juga anggota Paskibraka lain seringkali diminta untuk melakukan push up dengan tangan dikepal, memakan jeruk beserta kulitnya, hingga menulis diary sebagai tugas tambahan.

"Kemudian senior memberikan tugas tambahan tugas tambahan ini yang membuat psikologis makin drop. Seperti dia harus membuat buku diary setiap hari, dia harus ngisi padahal dia sudah capek kegiatan pagi sampai malam," cerita Farid ketika ditemui pada Jumat (2/8).

Baca Juga: Tuduh Ada Korupsi dalam CONMEBOL, Lionel Messi Dilarang Tampil di Laga Internasional selama 3 Bulan

Farid mengaku, pihaknya nggak akan membawa kasus ini ke jalur hukum, dan mengaku telah mengikhlaskan Aurel menghadap Sang Pencipta.

Meskipun begitu, pria berusia 42 tahun tersebut berharap kasus yang menimpa Aurel bisa menjadi pembelajaran serta pembenahan seluruh pihak dalam pelatihan Paskibraka Tangerang Selatan, sehingga kasus serupa nggak kembali terulang ke depannya.

""Kami harapkan dengan adanya kejadian ini sebagai pengalaman sebagai hal yang wajib mereka (pihak pelatih Paskibraka) evaluasi bawah tindakan seperti ini akan berakibat sangat fatal. Baik dari peserta sendiri maupun bagi keluarga yang ditinggalkan," ujar Farid.

Semoga kejadian ini nggak terulang kembali ke depannya ya sob! Yuk, kita doakan agar Aurel diberikan tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran serta ketabahan. (*)

Source : Kompas.com

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest