HAI-Online.com -Pada Minggu (29/7) lalu, masyarakat Amerika Serikat dikejutkan dengan aksi penembakan massaldalam acara tahunan Festival Bawang Putih Gillroy, California, yang diketahui menyebabkan tiga korban meninggal dan belasan lainnya mengalami luka-luka.
Polisi mengungkapkan, tiga korban tewas dalam insiden penembakan itu masing-masing adalah anak laki-laki berusia 6 tahun, seorang gadis berusia 13 tahun, dan seorang pria yang berusia 20-an tahun.
Ketika ditanyai mengenai identitas korban, polisi menolak menyebutkan nama-nama mereka, tapi Pemeriksa Medis-Koroner Santa Clara mengidentifikasi bahwa dua orang yang tewas dalam insiden tersebut merupakanStephen Romero (6) dan Keyla Salazar (13) dari San Jose.
Setelah melakukan proses penyelidikan lebih lanjut, pihak kepolisian California dilaporkan telah berhasil mengidentifikasi pelaku penembakan yang secara mengejutkan ternyata merupakan remaja berusia 19 tahun.
Baca Juga: Pelaku Kabur ke Serang, Polisi Ungkap Motif Pria Pemakan Kucing di Kemayoran
Menurut keterangan Kepala Kepolisian Gilroy, Scot Smithee, awalnya pelaku bernama Santino William Legan ini terlebuh dahulu memotong pembatas pagar di Festival Bawang Putih Gilroy sebelum akhirnya memberondong pengunjung dengan senjata AK-47.
Beruntung, polisi akhirnya dapat melumpuhkan pelaku dalam hitungan menit karena jikadibiarkan lebih lama, maka akan lebih banyak korban berjatuhan akibat aksi penembakan tersebut.
Telah berhasil mengidentifikasi pelaku, pihak kepolisian berusaha untuk mengungkap motif dari aksi penembakan yang dilakukan oleh Legan dan menyelidiki adanya laporan saksi terkait pihak lain yang membantu penyerangan, dengan bantuan agen Biro Investigasi Federal (FBI).
Menurut keterangan salah satu personil band rock yang tampil dalam acara tersebut, Jack van Breen, alasan pelaku nekat melakukan aksi ini sebagai bentuk kemarahan dan kebencian atas orang-orang ras campuran.
"Karena aku sangat marah," ujar van Breen menirukan teriakan pelaku ketika ditanyai oleh salah seorang pengunjung terkaitalasannya melakukan aksi penembakan massal, seperti yang dikutip HAI dari New York Post.