Follow Us

Makin Jadi Idola, Ahli Kesehatan Khawatir Penderita Penyakit Kronis karena Bubble Tea Bertambah!

Bayu Galih Permana - Rabu, 24 Juli 2019 | 20:45
Ilustrasi bubble tea
Urban List

Ilustrasi bubble tea

HAI-Online.com - Minuman asal Taiwan, Bubble Tea kini tengah menjadi minuman yang digemari hampir seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia, karena memiliki harga relatif terjangkau tapi bisa memberikan kesegaran dan rasa kenyang secara sekaligus.

Meski sedang menjadi primadona, ternyata banyak ahli kesehatan di rumah sakit Singapura yang khawatir kalau tren minuman satu ini bakalan meningkatkan angka penderita penyakit kronis di negara mereka.

Para ahli kesehatan yang ada di Singapura sendiri sebenarnya mengakui bahwa teh hijau dan hitam dapat membantu dalam mengurangi risiko penyakit seperti diabetes, radang sendi dan kanker.

Namun, ahli kesehatan juga memperingatkan bahwa bubble tea yang mengandung gula, susu dan creamer non-dairy sebenarnya dapat meningkatkan risiko penyakit kronis.

Baca Juga: Fakta Wawan 'Game', Pasien Gangguan Jiwa Ternyata Bukan Kecanduan Game

FYI, creamer non-dairy merupakan pengganti susu yang mengandung lemak trans dalam bentuk minyak kelapa sawit terhidrogenasi yang berkorelasi dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan stroke.

Mereka menambahkan bahwa jumlah kalori dalam segelas bubble tea ukuran sedang setara dengan sepotong cheesecake dan menyarankan konsumen untuk membatasi asupan mereka menjadi dua gelas seminggu.

Para ahli juga membandingkan tingkat gula dalam tujuh jenis bubble tea dan menemukan bahwa pilihan yang paling nggak sehat sejauh ini adalah teh susu brown sugar (gula merah) dengan boba atau pearl.

Seperti yang dilansir HAI dari Grid Health, satu gelas bubble tea diketahui mengandung 18,5 sendok teh gula, padahal asupan harian yang direkomendasikan untuk remaja dan anak-anak hanyalah 5 sendok teh.

Selain itu, topping seperti jeli dan boba disimpan dalam sirup manis agar tetap lembab sehingga bisa menambah jumlah gula dan kalori minuman.

Berkaca dari hal tersebut, para ahli menyarankan konsumen untuk memilih gerai bubble tea yang memungkinkan mereka untuk mengubah tingkat rasa manis dari minuman, dan perlahan-lahan mengurangi kadar gula untuk "melatih" selera mereka.

Baca Juga: Ini 5 Fakta dari Penangkapan Jefri Nichol Terkait Kasus Narkoba

Berikut 5 tips untuk memesan bubble tea yang lebih sehat, menurut Mount Alvernia Singapura:

1. Pilih ukuran cangkir yang lebih kecil

2. Pilih teh hijau “polos”, teh oolong atau teh hitam

3. Minta kadar gula 30 persen atau lebih rendah

4. Minta susu segar, rendah lemak, atau skim, bukan creamer non-dairy

5. Jangan gunakan topping, atau pilih opsi topping yang rendah kalori seperti lidah buaya atau kacang merah.

Jadi, gimana sob? Masih pada mau sering-sering minum bubble tea nggak nih? (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest