Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Viral Info Mengatasi Hipotermia dengan Cara Disetubuhi, Basarnas: Itu Ajaran Sesat

Bayu Galih Permana - Selasa, 23 Juli 2019 | 15:05
Ilustrasi Hipotermia
iStockphoto

Ilustrasi Hipotermia

HAI-Online.com -Beberapa waktu lalu, beredar sebuah informasi yang menyebutkan bahwa metode 'skin to skin' merupakan cara tepat untuk menangani kondisi hipotermia ketikaberada pada tempat bersuhu rendah.

Dalam postingan yang beredar di media sosial, disebutkan bahwa metode 'skin to skin' paling tepat untuk menangani seseorang yang berada dalam kondisi hipotermia adalah dengan cara disetubuhi.

"Yang paling darurat jika sudah sampai tahap hipo mesti disetubuhi. Gw prnah ada kasus cewek hipotermia hampir meninggal di gunung rinjani, akhirnya salah satu teman dekatnya cowok menyetubuhi cewek trsbt agar suhu tubuhnya hangat," tulis informasi yang beredar.

Menanggapi informasi yang beredar di media sosial tersebut, Suhri Sinaga selaku Kepala Bagian Humas Badan SAR Nasional (Basarnas) menegaskan bahwa menghangatkan tubuh seseorang yang mengalami hipotermia dengan cara disetubuhi sangatlah keliru.

Baca Juga: 8 Momen Musik Tak Terlupakan di We The Fest 2019, Mana Favoritmu?

Seperti yang dilansir HAI dari Kompas.com, Sinaga mengatakan, cara mengatasi hipotermia yang benar adalah dengan mengganti pakaian korban dengan menggunakan selimut.

"Menurut saya, itu enggak benar cara menanganinya. Kalau yang kami pernah pelajari, cukup dengan mengganti pakaian dan memakai selimut saja.Tidak ada itu metode menyetubuhi, itu ajaran sesat," terang Sinaga menjelaskan.

Selain itu, cara lain yang bisa dilakukan untuk mengatasi hipotermia adalah melepas pakaian basah dan saling berpelukan dalam sleeping bag antara sesama gender.

"Kalau dia perempuan dengan perempuan dalam satu sleeping bag, itu oke. Laki-laki dengan laki-laki itu oke. Pasangan suami-istri juga oke. Bukan, laki-perempuan disetubuhi," tambahnya.

Kondisi tubuh korban hipotermia sendiri biasanya kaku, namun apabila dia sanggup membuka mulut dan merespon makanan, pendaki lain bisa memberikan makanan atau minuman hangat untuk mengembalikan panas tubuhnya.

Untuk berjaga-jaga, Sinaga juga mengimbau supaya pendaki membawa persediaan pakaian kering guna mengantisipasi apabila di tengah perjalanan tiba-tiba mengalami hipotermia. (*)

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x