HAI-Online.com – Masih ramai soal zonasi dalam sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) nih. Yang bikin deg-degannya, sekolah favorit yang ada bakal dihapuskan demi pemerartaan mutu pendidikan.
Sebagaimana kita tahu, sistem zonasi yang dirancang oleh Kementerian Pendidikan dan kebudayaan emang punya tujuan utama yaitu meratakan mutu sekolah dan pendidikan di Indonesia.
Nah, salah satunya adalah dengan meniadakan konsep sekolah favorit dan sekolah tidak favorit.
Baca Juga: Jalur Gelap PTN: Ada Calo Jasa Masuk PTN, Biayanya Hingga Ratusan Juta Rupiah
Selama ini, sekolah favorit identik sebagai tempat pendidikan yang menampung siswa dengan kemampuan akademis tinggi. Sekolah itu juga dilengkapi fasilitas penunjang dan kualitas guru yang mumpuni.
Terus gimana pendapat pengamat pendidikan kalo sekolah-sekolah disamaratakan sehingga tidak ada lagi sekolah favorit dan tidak favorit? "Sekolah favorit mengartikan ada sekolah yang tidak favorit. Sekolah tidak favorit ini (seharusnya) tidak boleh ada," katap Psikolog Pendidikan Bondhan Kresna dikutip HAI dari Kompas,com.
Ia mengaku setuju dengan tidak adanya lagi perbedaan antar-sekolah, unggul atau tidak, favorit atau bukan, dan sebagainya. Penghapusan itu akan membuat sama, setelah sama mau apa?
"Menurut saya sistem ini akan efektif kalo mutu sekolahnya setara. Kompetensi guru-gurunya setara di semua zona, khususnya sekolah negeri," ujar Bondhan lagi.
Baca Juga: Karena Sistem Zonasi, Keponakan Kembar Mendikbud Gagal Masuk SMA Negeri Meski Berprestasi
Kalo murid-murid sudah tersebar di sekolah sesuai zona lokasinya masing-masing, maka keberadaan guru yang unggul juga harus ikut tersebar tidak hanya terpusat di sekolah unggulan atau favorit_sebelum akhirnya dicoret atau dihapuskan.
Dengan demikian, sekolah yang sebelumnya tidak tergolong favorit turut memiliki guru dengan kemampuan unggul yang secara tidak langsung dapat meningkatkan mutu sekolah dan siswa yang menjadi peserta didiknya.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh pengamat pendidikan Darmaningtyas. “Pemerataan kualitas itu bukan hanya dari input-nya tapi juga gurunya, fasilitasnya. Pertanyaannya adalah, apakah guru-guru yang di sekolah favorit tadi (siap) didistribusikan secara merata? Fasilitasnya juga, apakah sekolah yang berada di perkampungan-perkampungan mendapat fasilitas yang sama?” kata Darmaningtyas, Rabu (19/6/2019).