Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Main di Klub Israel, Pesepakbola Ali Mohamed Diminta Pakai Nama Lain

Bayu Galih Permana - Kamis, 13 Juni 2019 | 16:30
Ali Mohamed
Facebook via Times of Israel

Ali Mohamed

HAI-Online.com -Terkenal sebagai anti Muslim dan Arab, pendukung klub sepak bola Israel, Beitar Jerusalem meminta rekrutan teranyar tim kebanggaan mereka, Ali Mohamed untuk menggunakan nama alias.

Melalui akun Facebook yang berisi kumpulan pendukung, mereka meminta Ali Mohamed untuk menggunakan nama panggilan apabila dirinya tetap ingin bermain di Teddy Stadium.

"Seperti para pemain di masa lalu, Ali Mohamed harus memilih nama panggilan alias jika ia ingin bermain di Teddy,"tulis pendukung Beitar Jerusalem

Hal ini disampaikan para pendukung seiring sejarah buruk yang pernah terjadi ketika klub dengan julukan The Menorah tersebut mengambil keputusan untuk merekrut dua pemain muslim asal Chechnya pada tahun 2013 lalu.

Baca Juga: Kocak, Ekspresi Chris Hemsworth ketika Dicueki Reza Chandika dan Cindercella

Kala itu, pihak klub sendiri sampai harus menyewa jasa pengawalan untuk melindungi pemain-pemain muslim tersebut karena banyaknya kritikan dan kecaman yang dilancarkan oleh para pendukung atas transfer keduanya.

Seperti yang dilansir HAI dari Kompas.com, Ali Mohamed sendiri bukanlah seorang muslim dan Arab, melainkan pesepakbola kelahiran Republik Niger yang merupakan penganut agama Kristen.

Selain itu, manajemen klub sendiri diketahui juga memberikan dukungan penuh atas transfer sang pemain, apalagi Ali Mohamed merupakan pesepakbola asing terbaik di liga.

"Kami bangga bisa mengontrak Ali Mohamed, pemain asing terbaik di liga. Kami menyadari reaksi dan ancaman menyusul transfer Ali Mohamed dan kami tak akan membiarkan minoritas merusak reputasi klub," tulis Beitar Jerusalem melalui pernyataan resmi.

Kini, Beitar Jerusalem tengahmelakukan kampanye perubahan citra mereka, dan pada 2017 lalu, klub asal Israel tersebut berhasil menerima penghargaan atas perjuangan mereka menentang praktik rasialisme. (*)

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x