Follow Us

Sebaiknya, Jangan Buka Jendela Mobil Kalo Kena Macet Pas Mudik Nanti

Ricky Nugraha - Kamis, 30 Mei 2019 | 20:15
Ilustrasi macet mudik
iStockphoto

Ilustrasi macet mudik

HAI-online.com - Menjelang Lebaran, banyak masyarakat Indonesia telah bersiap untuk mudik ke kampung halaman mereka, baik menggunakan kendaraan umum maupun pribadi.

Kalau kalian dan keluarga termasuk yang akan mudik dengan menggunakan mobil, maka perlu diingat kalau: Jangan pernah membuka jendela saat terjebak kemacetan atau berhenti di lampu lalu lintas.

Kena macet selama berjam-jam memang bikin capek dan kadang muncul keinginan untuk membuka jendela atau bahkan pintu untuk meregangkan kaki.

Namun, studi menunjukkan bahwa mobil-mobil dengan jendela terbuka yang menunggu di kemacetan atau lampu merah mengandung 40 persen lebih banyak partikel polusi udara dibanding mobil yang bergerak lancar.

Baca Juga: Buka Puasa Ternyata Lebih Baik Pakai Air Putih daripada Teh, Ini Alasannya

Bahkan, studi yang dipimpin oleh Dr Prashant Kumar dari University of Surrey, Inggris, ini menemukan bahwa konsentrasi partikel pada perempatan bisa mencapai 29 kali lipat dibanding jalanan yang lancar.

Dikombinasikan dengan pergerakan mobil yang lambat, 25 persen paparan partikel berbahaya ketika berkendara pun terjadi saat pengemudi berhenti di perempatan atau terjebak kemacetan.

Tingkat polusi dalam mobil memuncak ketika kipas angin dinyalakan dan jendela ditutup saat berhenti di lampu lalu lintas.

Pada momen tersebut, tingkat polusi dalam mobil bahkan sampai tujuh kali lipat dari yang dialami pejalan kaki di lampu lalu lintas yang sama.

Baca Juga: Mengungkap Asal-usul Bahasa dan Ritual Mudik

Sebaliknya, mobil dengan jendela yang tertutup dan kipas angin yang mati bisa mengurangi paparan polusi udara hingga 76 persen.

Menurut para peneliti, bila merasa kepanasan tapi di luar sedang macet, maka cara terbaik adalah menyalakan AC mobil agar udara bersirkulasi secara internal. Dengan demikian, polusi dari luar dapat dicegah masuk ke dalam mobil.

Selain itu, Dr Kumar juga menyarankan untuk menambah jarak antar mobil sebagai upaya mengurangi risiko paparan polusi ketika berhenti di kemacetan. (*)

Source : Kompas.com

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

Latest