HAI-ONLINE.COM - Lo punya temen yang kalo main PS nggak pernah mau kalah? Ngebanggain banyak hal tentang dirinya secara berlebihan padahal biasa aja? Senang banget kalo dipuji, bahkan nggak ada orang lain yang berani mencela?
Mungkin, temen lo itu mengidap megalomania. Megalomania sejenis gangguan mental yang membuat pengidapnya selalu membesarkan dirinya secara berlebihan sehingga tertanam pada dirinya paling hebat, paling unggul, paling berkuasa.
Pengidap megalomania selalu ingin dihormati dan disanjung. Sebaliknya, nggak mau dikritik atau dicela. Menghadapi pengidap megalomania memang harus ekstra hati-hati.
Ciri-ciri megalomania
- Suka memandang dirinya berlebihan
- Merasa superioritas
- Selalu ingin jadi pemimpin yang senang disanjung
- Ingin dihormati
- Menganggap dirinya paling benar
- Haus kekuasaan, menolak kritik
- Ego tinggi
- Suka meremehkan orang lain
- Sombong
- Arogan
- Emosional
Gangguan kepribadian
Pengidap megalomania bisa jadi punya gangguan kepribadian. Pendiri aliran psikoanalisis Sigmund Freud (1856-1939) mengatakan bahwa megalomania termasuk narcissistic (narsisistik), mengagungkan diri sendiri secara berlebihan. Rita L. Atkinson dkk dalam buku Pengantar Psikologi (1993:281) menyebutkan bahwa megalomania termasuk narcissistic personality disorder (gangguan kepribadian narsisistik). Gangguan kepribadian ini menggambarkan pengidap megalomania sebagai orang yang mempunyai ambisi pribadi yang melambung tinggi yang dipenuhi dengan khayalan-khayalan sukses. Selain itu, selalu mencari pujian dan perhatian. nggak peka terhadap kebutuhan orang lain, malahan sering mengeksploitasinya.Nggak bisa disembuhkan
Menurut pakar psikologi politik Universitas Indonesia Hamdi Muluk (Tempo.com, 24 Juli 2014, Muhammad Muhyiddin) mengatakan bahwa pengidap megalomania nggak bisa disembuhkan. Alasannya, pengidap megalomania sulit menerima kenyataan yang terjadi pada dirinya. Misalnya kalah dalam pertandingan, nggak begitu saja diterimanya. Malah menuduh pihak lain yang bermain curang terhadap dirinya. Kalaupun tetap dianggap kalah, pengidap megalomania merasa dirinya dizalimi. Dengan demikian, pengidap megalomania nggak berjiwa besar, karena kebenaran hanya ada pada dirinya sendiri.