Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Adidas dan Puma, Saudara yang Sampai Sekarang Nggak Pernah Akur

Alvin Bahar - Senin, 15 April 2019 | 20:00
Adidas - Puma
-

Adidas - Puma

HAI-ONLINE.COM - Kisah Adidas nggak bisa diterangkan tanpa penjelasan bahwa pernah terjadi pertikaian antara dua saudara. Bahkan imbas pertikaian tersebut masih dapat terendus hingga saat ini.

Pertikaian ini juga menjelaskan munculnya dua perusahaan raksasa dalam industri olahraga, di kota kecil bernama Herzogenaurach, Jerman.

Rudolf Dassler dan adiknya, Adolf Dassler (Dikenal dengan nama Adi Dassler), memulai debut mereka dalam memproduksi sepatu olahraga pada tahun 1920.

Hasil karya dua bersaudara ini kemudian dipakai oleh para atlet Olimpiade Jerman pada tahun 1928. Jesse Owens, pemenang empat kali cabang lari ini pun juga memakai sepatu Dassler.

Kesuksesan pun menghampiri mereka. Pada tahun 1939, mereka pun mampu mempekerjakan 100 orang dalam memproduksi sepatu. Namun sayang, sepuluh tahun kemudian mereka berpisah karena sebuah pertengkaran.

Baca Juga : Pak Ganjar Pranowo Bikin Lomba Daur Ulang Atribut Kampanye, Hadiah Total Rp20 Juta

Pertengkaran antara keluarga Dassler ini pun nggak menghentikan ambisi mereka untuk tetap menciptakan sepatu olahraga. Adolf Dassler tetap memproduksi sepatu dengan merek Adidas, sementara Rudolf Dassler memilih nama Puma sebagai identitas merek.

Pertikaian mereka pun seakan nggak pernah selesai, terlihat dari bagaimana kedua merek ini bersaing. Adidas dan Puma melakukan "Agresi" di dalam dunia olahraga. Dalam beberapa kompetisi olahraga, hanya dua merek sepatu yang dipakai, Adidas dan Puma.

Superstar sepakbola Pele dan Eusebio selalu menyepak bola dengan sepatu Puma. Fritz Walter dan Franz Beckenbauer selalu mengenakan Adidas.

Perang sepatu dalam arena olahraga ini pun dengan segera jadi sorotan. Fenomena ini pun jadi tajuk utama pada surat kabar saat itu.

Sebagai gambaran besarnya "pertikaian" ini, perkumpulan olahraga internasional pun sampai harus turun tangan untuk menciptakan perdamaian. Namun sayang, perseteruan jadi semakin besar.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x