Follow Us

Mari Rayakan Hari Film Nasional Dengan Nonton 5 Film Pendek Keren Bikinan Pelajar SMA

Hai School Crew - Sabtu, 30 Maret 2019 | 19:50
Film pendek SMA

Film pendek SMA

Kalau ada yang bilang pembuatan film itu mengganggu waktu sekolah, Syamil berhasil membuktikan bahwa pernyataan itu salah. Sederhana saja, Syamil mengambil scene sekolah selama tiga hari berturut-turut di setiap jam istirahat, dan tambahan dua hari untuk scene antara guru dan murid-murid serta scene pantai.

“Olak” karya Wishnu Hazmi Lazuardi - SMAN 1 Bogor

Pesan dari film ini sangat sederhana, tentang bagaimana kita suka sekali berprasangka buruk pada orang tanpa pernah mencoba mencari tahu kebenarannya. Seperti tokoh Faris yang berfisik besar seringkali dicap sebagai galak dan tidak mau berteman, hal ini menjadi gossip di antara teman. Permasalahan diselesaikan oleh Minem yang mencoba untuk mencari tahu apa yang terjadi dibaliknya.

Yang berbeda dengan film lainnya adalah film ini berhasil menyampaikan pesan sederhana dengan konsep yang berbeda, yaitu perulangan yang menggaet penonton dengan menyajikan alur yang berbeda di setiap perulangan itu.

“Jadi kami juga mau mengajak penonton untuk ikut menganalisis apa yang terjadi kepada Faris dan mengajak penonton pada pesan utama, untuk peka”, kata director juga editor pada film ini, Wishnu.

Pengambilan gambarnya terinspirasi dari film “Birdman” dimana film tersebut terkesan seperti one take, dengan transisi yang sangat mulus. Selain transisinya yang keren, kita juga akan dimanjakan dengan camera movement yang berbeda dengan film pelajar lainnya yang biasanya lebih mendominasi still.

“Perbedaan dalam Persatuan” karya Seno Maulana - SMAN 2 Cibinong

Film ini sangat cocok dengan situasi politik yang sedang panas dan seringkali isu agama digoreng sana sini. Karya komunitas film sekolah FILTER atau Film dan Teater ini berkisah tentang pertentangan antara siswa islam membantu siswi non-islam (atau nonis), padahal kita itu bhineka tunggal ika.

Seno, scriptwriter dan juga director, membuat film ini karena seringkali melihat adanya pengucilan untuk teman-teman minoritas di sekolahnya yang mayoritas muslim. Ia berharap dengan dibuatnya film ini para penonton bisa menambah rasa toleransi khususnya di lingkungan sekitarnya.

Walau tidak memiliki peralatan yang super lengkap, ia berhasil mengakali hal-hal teknis seperti memikirkan cara agar dapat menghasilkan gambar yang bagus di kondisi gelap namun dengan ISO rendah, dan kendala-kendala pada umumnya pembuat film SMA.

Editor : Hai





PROMOTED CONTENT

Latest