HAI-Online.com – Kabar baik datang dari 14 siswa Sekolah Dasar di Kota Solo. Kalau ada yang masih ingat sama kabar terakhir mereka yang “diusir” dari sekolah karena status ADHA (anak dengan HIV/AIDS) pada pertengan Februari lalu, kini kabarnya mereka yang pernah mendapat perlakuan diskriminasi itu sudah boleh ke sekolah umum lagi. Yeay!
Kabar ini HAI terima pada Rabu, 27 Februari 2019 lalu, dimana Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) telah menggelar rapat koordinasi dengan Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, berserta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, seperti Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak besertaP2TP2A, Dinas Sosial, Komisi Penanggulang AIDS Indonesia Surakarta (KPAIS), dan Yayasan Lentera.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI juga diundang dalam rapat koordinasi ini, namun tidak hadir.
Baca Juga : Sedih Banget, Viral Video Ayah Gantikan Posisi Anaknya yang Meninggal untuk Wisuda
Meksi begitu, keputusan untuk keempat belas anak itu adalah mereka telah diperbolehkan untuk sekolah lagi.
Retno Listyarti, selaku ketua komisioner KPAI menjelaskan, 14 anak itu bukan balik ke sekolah yang pernah “mengusir” melainkan disebar ke beberapa sekolah umum lainnya.
“Nggak ada (balik ke sekolah semula.red), mereka ditempatkan berpencar,” katanya saat HAI hubungi, Jumat (1/3/2019) lalu.
Ia menambahkan, tak cuma bisa sekolah lagi (hak pendidikan), atas nama kemanusiaan, Pemerintah Kota Solo juga memenuhi hak-hak dasar anak-anak tersebut seperti kesehatan, bahkan administrasi kependudukan seperti akte kelahiran dan kartu keluarga.
“Anak-anak tersebut sudah dipindahkan ke beberapa sekolah negeridi kota Solo. Adapun yang mengurus proses pindah seluruhnya adalah Dinas Pendidikan Kota Solo,” terangnya lagi.
Sebelumnya perang pemahaman soal HIV/AIDS terjadi di lingkungan sekolah dasar negeri (SDN) di Kota Solo, Jawa Tengah.
Sementara ada 14 Anak Dengan HIV/AIDS (ADHA) ingin tetap mengenyam pendidikan sekolah, puluhan orangtua kompak menolak kehadiran mereka berbaur di kelas lantaran menginginkan anak-anak mereka ‘selamat’ dari penyakit menular tersebut.
Oleh karena itu 14 siswa yang berasal dari kelas 1 hingga 4 tersebut resmi ditolak sekolah di SD Negeri tersebut. Nasib mereka kini telah dikembalikan ke rumah khusus anak denganHIV/AIDSdi Yayasan LenteraKompleks Makam Taman Pahlawan Kusuma Bakti, Jurug,Solo, Jawa Tengah.