HAI-ONLINE.COM - Era 90an, Amerika Serikat. Sulit sekali mencari sweater Champion. Bukan, bukan karena langka, tapi karena brand ini memang laku keras pada masa itu. Di zaman keemasan tersebut, hampir semua orang mengenakan brand ini. Mulai dari anak sekolah, skateboarder, bocah punk/hardcore, hingga anak hip-hop ngefans dengan Champion.
“Nggak perlu ditaruh di rak, orang-orang beli langsung ketika toko buka box berisi produk Champion,” kata Manny Martinez, duta global Champion.
Setelah 90an, brand ini seakan menghilang. Namun, Champion balik lagi jadi produk fashion kece di tahun 2010-an. Namun, yang perlu kamu tau, Champion udah berdiri sejak lama lho. Produk dengan logo “C” ini udah ada dari tahun 1919.
Berdiri pada 1919
Tahun 1919, Feinbloom bersaudara mendirikan perusahaan yang nantinya dikenal dengan Champion. Sejak awal, produk ini udah fokus pada sports apparel, swearshirt dan sweatpants berkualitas dengan harga terjangkau. Jelas lah, anak sekolah dan kuliah pada zaman itu suka sama Champion.
“Awalnya Champion hanya ingin membuat pakaian yang bikin atlet hangat sebelum dan sesudah latihan,” kata European Managing Director dan juru bicara Champion, Christopher Haggerty.
Pertengahan 1930-an, salah satu produk andalan Champion yang sampai sekarang masih digemari lahir. Reverse Weave Sweatshirt! Produk ini awalnya dibuat agar atlet dapat mencucinya dengan mudah dan tanpa kerusakan atau penyusutan. Teknik penjahitannya pun dibuat berbeda dari produk sejenis. Ciri khas produk ini adalah logo Champion yang ada di lengan sebelah kiri.
Menjajah kultur musik dan street fashion, serta zaman emas NBA
Di era ini, Champion mulai dikenal dengan logo “C”-nya yang kini super familiar. Pada zaman ini juga Champion nggak hanya dikenal sebagai sportswear, karena para fashionista dan musisi mulai mengenakannya.
Mulai pada 1980-an, anak hardcore dan hip-hop sering terlihat mengenakan hoodie Champion. Selain murah, ada beberapa alasan lain mereka sering mengenakan hoodie.