HAI-online.com -Anak SMK itu emang hebat, sob. Belum lama lalu, temen-temen kita dari berbagai SMK memulai Kompetisi Metrologi Kawan Lama, Pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tingkat Nasional 2019.
Acara yang didukung oleh brand alat ukur Jepang, Mitutoyo, ini menguji kompetensi di bidang pengukuran untuk pelajar SMK, terkhusus yang belajar di jurusan Teknik Mesin dan Otomotif.
“Pelajar SMK jurusan Teknik Mesin dan Otomotif harus memiliki pengetahuan dasar dan keterampilan metrologi untuk menghadapi dunia industri di masa mendatang. Pasalnya, ilmu dasar metrologi inilah yang dibutuhkan oleh mekanik,” ungkap Tony Sartono, Komisaris PT Kawan Lama Sejahtera.
Acara yang melibatkan pelajar SMK jurusan Teknik Mesin dan Otomotif di seluruh Indonesia ini serentak digelar di 5 kota, yang dibagi menjadi 5 zona.
- Zona I meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi digelar di Kawan Lama Medan.
- Zona II (Lampung, Banten, DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Bengkulu, Kep. Bangka Belitung) digelar di Kawan Lama Jakarta.
- Zona III (Jawa Barat) digelar di Kawan Lama Cikarang.
- Zona IV (Jawa Tengah) digelar di Akademi Teknologi Warga (ATW) Surakarta.
- Zona V (Jawa Timur) digelar di Kawan Lama Surabaya
Kompetisi dibagi menjadi dua sesi. Pertama, babak penyisihan yang digelar pada 12 Februari 2019 serentak di 5 kota tersebut. Kedua, babak final yang digelar pada 21 Februari 2019 di Kawan Lama Head Office, Jakarta.
Baca Juga : Cerita Ida Ayu, Pelajar SMK Yang Berjualan Cilok Untuk Biaya Sekolah. Semangatnya Luar Biasa!
Kompetisi ini dinilai penting karena bisa meningkatkan kesadaran akan pentingnya ilmu metrologi serta memperluas wawasan mereka tentang bidang tersebut.
Lewat kompetisi ini pula diharapkan terbentuknya hubungan antara pelajar SMK dengan industri. Kalau udah gitu, kan, lulus SMK bisa lebih gampang dapet kerja. Tul nggak?
Menurut Saryadi Guyatno, selaku Kepala Subdit Penyelarasan Kejuruan dan Kerja Sama Industri Direktorat Pembinaan SMK Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, SMK tengah dihadapkan pada tantangan yang luar biasa, salah satunya karena adanya perubahan dunia kerja yang dipengaruhi Revolusi Industri 4.0. Maka, sekolah juga harus mampu mempersiapkan para siswanya dengan kompetensi yang sekiranya bisa menjadi dasar untuk menghadapi perubahan dunia kerja.
“Tentunya proses sinkronisasi dan harmonisasi kurikulum menjadi sangat penting bagi SMK untuk memberikan jaminan bahwa kompetensi yang dipelajari di SMK tetap relevan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri,” ujar Saryadi.