HAI-Online.com -Setelah mengalami letusan dengan tinggi asap maksimum sekitar 200 hingga 3.000 meter pada Jumat kemarin (28/12), ukuran dari Gunung Anak Krakatau dikabarkan mengalami penyusutan.
Ukuran dari Gunung Anak Krakatau sendirimengalami penyusutan mencapai 228 meter, dari yang sebelumnya setinggi 338 meter menjadi 110 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Kepastian mengenai kabar penyusutan Gunung Anak Krakatau telah dikonfirmasi oleh Sekretaris Badan Geologi Kementrian ESDM, Antonius Ratdomopurbo dalam konferensi pers di kantor Kementrian ESDM pada Sabtu ini (29/12).
"Bahwa pada sekitar 14.18 WIB kemarin sore terlihat, terkonfirmasi, bahwa Gunung Anak Krakatau jauh lebih kecil dari sebelumnya," terang Antonius seperti yang dilansir HAI dari Kompas.com.
Baca Juga : Kisah Malang Calon Pesepakbola U-13 yang Lolos dari Terjangan Tsunami Banten dan Lampung
Lebih lanjut, Antonius menjelaskan, volume dari Gunung Anak Krakatau diperkirakan hilang sebanyak 150 hingga 180 juta meter kubik pasca letusan, dengan volume yang tersisa antara 40 juta hingga 70 juta meter kubik.
Berkurangnya volume tubuh gunung Anak Krakatau diperkirakan karena adanya proses rayapan tubuh gunung api yang disertai oleh laju erupsi yang tinggi dari 27 hingga 28 Desember 2018.
Selain itu,letusan surtseyan yang terjadi di perbatasan antara lereng dan permukaan laut itu membuat magma meledak karena menyentuh air, hingga akhirnya terlempar dan berubah bentuk menjadi abu.
"Magma ini yang kemudian berubah, terlempar menjadi abu," jelas Antonius lebih lanjut.
Baca Juga : Tsunami Banten dan Letusan Dahsyat Anak Krakatau 1883 yang Membuat Atlantis Tenggelam
Dalam kondisi terbarunya, sesaat sesudah meletus Gunung Anak Krakatau sendiri nggak menimbulkan asap dari kawah yang membuat letusannya bersifat impulsif.
Kita doakan aja sob semoga kondisi Gunung Anak Krakatau semakin membaik sehingga ke depannya nggak menimbulkan letusan-letusan yang membahayakan masyarakat sekitarnya. (*)