"Kami juga jadi tau kalau beberapa partisipan ini memiliki jumlah materi putih (white matter) yang lebih besar di otak, materi putih lah yang berisikan koneksi antar wilayah di otak," pungkasnya.
Kesimpulannya, Profesor Ullen menjelaskan kalau orak membutuhkan banyak area untuk mendengarkan musik.
Bagian kiri dari otak cenderung untuk memproses ritme, bagian kanan untuk melihat melodi.
Bermain drum, menurut situs Open Culture, juga bisa memberikan nilai-nilai terapeutik yang pada akhirnya memberikan efek endorphin (hormon pemberi kebahagiaan) ke otak kita!
Buat kamu para drummer, siapa, nih, yang bangga menjadi sang penjaga tempo di band?