Lewat Lagu Kemarin, Seventeen Ditangisi Mantan Personilnya

HAI-Online.com – Buat yang ngikutin perjalanan band asal Yogyakarta, Seventeen, dalam kurun waktu 19 tahun lebih berkarya di belantika musik Indonesia, ternyata dalam masa 2012 hingga 2016, Uki Daud Sulaiman pernah terlibat di dalamnya.

Uki pernah menjadi additional guitar player selama 4 tahun bareng Seventeen. Tak heran, beberapa personil Seventeen punya kedekatan pertemanan dengannya.

Kini, Uki memang telah menjadi mantan personil Seventeen yang baru saja terkena musibah tsunami di Tanjung Lesung, Banten. Meski begitu, rasa persahabatan mereka terus terjalin hingga sekarang.

Baca Juga : Ifan Seventeen Nggak Sendirian, Masih Ada Kembarannya yang Selamat dari Tsunami

Pada kesempatan itulah, Thana Ajeng, vokalis Aviwkila menyanyikan lagu milik Seventeen yang kini banyak dicari orang berjudul “Kemarin”. Lagu tersebut, menurut Ajeng diciptakan langsung oleh almarhum Herman Sikumbang.

Bahkan, kepada Uki, Herman sempat menceritakan makna lagu tersebut. Uki juga mengaku, Herman, gitaris Seventeen punya andil dalam membentuk Aviwkila (Thana Ajeng dan Uki Daud Sulaiman).

Uki gitaris additional Seventeen

“Mas Herman cerita kalo ini tentang temannya yang meninggak mendadak, itu yang kita rasain sekaranf,” kata Uki tangisnya pecah usai mengcover lagu tersebut.

Lagu ini menjadi tribute, dan menurutnya hasil adSense dari video ini akan disalurkan juga untuk keluarga besar dari Seventeen Band yang membutuhkan terhitung 30hari dari sekarang. Selanjutnya, sebagian lagi akan disalurkan untuk kelurarga korban tsunami di Banten.

Baca Juga : Ifan Seventeen Turun ke Liang Lahat Antarkan Jasad Istrinya ke Pembaringan Terakhir

“Masih lemas tubuh ini, masih remuk hati ini, masih sesak nafas ini”

“Terimakasih dulu pernah mengajarkan banyak hal untuk kami berdua, hingga kami bisa seperti sekarang ini. Selamat jalan sahabat2 kami, Selamat jalan. Kak Ifan kamu orang kuat. BERAT BANGET pasti, tapi kami berdua percaya Kamu pasti bisa melalui semua ini. Doa dari kami berdua kak,” tulis Thana Ajeng & Uki Daud Sulaiman.

(*)