HAI-Online.com - Karya adalah nafas bagi sebuah band, lewat karya, detak jantung sebuah band bisa terdengar dan menjadi pertanda kehidupan band tersebut.
Begitupun untuk pengusung deathcore asal Bandung ini, Revenge The Fate. Lewat informasi yang HAI dapatkan, dengan segala kondisi yang telah mereka lewati, termasuk bongkar pasang personil, ternyata nggak membuat mereka berhenti untuk “bernafas”.
Nafas terbaru mereka baru saja dirilis beberapa waktu lalu bertajuk Paranoid. Paranoid adalah karya terbaru Revenge The Fate yang Anggi cs. coba kemas berbeda dari rilisan sebelumnya.
Baca Juga : Bruce Dickinson Nggak Mau Iron Maiden Masuk Rock And Roll Hall of Fame
Dalam rilis yang mereka kirimkan, mereka bercerita panjang lebar tentang Cerita Perjalanan Menuju Album Kedua Revenge The Fate, Awakening. Berikut petikannya.
Sebagai sebuah band, pendewasaan dalam bermusik telah kami alami. Dalam proses tersebut, kami menemukan fakta bahwa banyak anak muda, teman-teman dan fans kami yang memiliki masalah dengan kesehatan mental.
Oleh karena itu, Paranoid beserta video klip yang telah kami rilis didedikasikan untuk mereka yang berurusan dengan masalah seputar kesehatan mental. Orang-orang yang menderita depresi, kecemasan, dan sejenisnya.
Tema ini tentunya tidak secara asal dipilih, kami meyakini bahwa generasi muda adalah masa depan bangsa. Oleh karena itu, kami berharap bahwa siapapun yang menikmati Paranoid bisa menyerap makna lagu ini dan bisa membantu teman-temannya untuk peduli dengan kesehatan mental.
Kami juga bekerja sama dengan Sehatmental.id adalah gerakan sosial yang juga merupakan startup social khususnya di bidang kesehatan mental yang didirikan oleh Seorang yang peduli kesehatan mental dan aktivis sosial juga pekerja kreatif yaitu Ade Binarko.
Paranoid to Awakening
Selain informasi tentang single Paranoid, kami juga ingin memberikan beberapa informasi lain tentang kelanjutan karya dan movement yang sedang dan telah kami lakukan.
Beberapa waktu lalu, kami baru saja menggelar tur di negeri tetangga Malaysia. Tur ini bertajuk Awakening Malaysian Tour 2018.
Tur kami bisa berjalan karena bekerja sama dengan Saint Barkley, brand sepatu lokal dari Bandung, kami menggelar konser di dua tempat di Kuala Lumpur, Malaysia. Menariknya, publik Malaysia juga sangat antusias dengan materi anyar Awakening.
“Responnya sangat bagus! Kami nggak nyangka sama sekali antusiasmenya sebesar itu karena kami nggak melakukan treatment khusus utk distribusi lagu di luar Indonesia, terbukti dengan 2 show kami di sana yang full dan penjualan merch on the spot yang kami bawa semuanya ludes habis terjual,” kata Zacky.
Kerja sama dengan Saint Barkley selanjutnya juga berlanjut hingga konser tunggal perdana Revenge The Fate untuk menyambut rilisnya album Awakening yang akan diselenggarakan pada 1 Desember 2018 nanti.
Konser tunggal perdana ini akan digelar di Gedung RRI Bandung. Tiket untuk konser tunggal Awakening sendiri juga telah tersedia di Saint Barkley dan situs music crowdfunding, Kolase.com.
Baca Juga : Foto-foto: Sesi Rekaman Album Baru Dewa Budjana dengan Musisi Papan Atas Dunia
Tertarik beli tiketnya? Langsung cek di sini.
Konsep album Awakening sendiri tentunya memiliki warna yang berbeda dibanding album pertama mereka, Redemption yang dirilis pada 2014 lalu.
“Nuansa darkness lebih kental dari segi musik dan lirik, juga keterlibatan 2 personil baru Mow (Guitar) dan Gery (Guitar) yang mengisi part part guitar dengan sangat ciamik,” tutur Sona, tentang nuansa album Awakening.
Album Awakening di produseri oleh Buster Odelholm dari Impact Studios Swedia. salah satu studio yang sering menangani band band metal dan records label kelas dunia.
“Inti dari album ini kami ingin menyampaikan seburuk apapun kondisi yang kita alami kita harus tetep berpikir positif dan semangat menjalani hidup dan terus berbuat baik. karena roda itu berputar,” tambah Zacky.
“Semoga musiknya bisa diterima oleh RTF Colony dan pesan dari lagunya sampai, juga untuk semua pihak yang terlibat di album ini terpuaskan,” tutup Anggi, tentang harapannya dalam konser tunggal Awakening nanti. (*)