HAI-Online.com – Bencana gempa bumi belum lama ini dirasakan oleh teman-teman kita di Lombok dan sekitarnya.Nggak tanggung-tanggung, dengan kekuatan 7,0 SR guncangan bumi di Indonesia Tengah itu bikin bangunan rumah, gedung sekolah dan beberapa fasilitas umum jadi hancur berantakan.
Nggak cuma bangunannya yang hancur, bencana alam tak terduga ini juga yang bikin teman-teman kita merasakan ketakutan dan sedih lantaran melihat saudara mereka terluka bahkan menyaksikan beberapa temannya meninggal.
Sebagian lagi ada juga yang terputus komunikais dengan anggota keluarga karena terpisah dengan mereka atau terjebak di reruntuhan bangunan. Semua kejadian itu, kadang menjadi teror terutama bagi teman-teman korban gempa.
BACA JUGA:Terjadi Gempa Saat di Sekolah? Nggak Perlu Panik! Ini Dia yang Perlu Kamu Lakukan
Ada informasi dari sisi psikologi bahwa setelah bencana, teman-teman korban gempa cenderung lebih sensitif terhadap apa yang ada di sekelilingnya.
Nggak sedikit yang gampang mengingat lagi, suara-suara bising, bau-bau ketakutan, sensasi, dan perasaan dalam hati akan kejadian kemarin itu membuat anak sesuai remaja dan orang dewasa terngiang lagi akan bencana alam yang menimpanya.
Meski sudah berlalu, trauma tersebut bakal bisa menghancurkan mental, pandangan dan reaksi emosional para korban.
Situsnctsn.org pernah melansir, ingatan umum seperti tentang retakan di dinding, suara reruntuhan, bangunan yang dihancurkan, bau api dan asap, pemakaman, sampai artikeldi televisi yang memberitakan soal kengerian gempa bakal tetap menghantui korban yang trauma.
Dari hasil penelitian tentang efek gempa dan dampak psikologis yang biasa dialami oleh para korban gempa usia anak dan remaja, setidaknya menyebutkan bahwa; mereka yang pernah menjadi korban bencana alam dan kehilangan anggota keluarga akan mengalami trauma dan kesedihan yang sangat mendalam.
Kecemasan yang dialami anak-anak dan remaja bisa sangat beragam akibat bencana alam ini.
Anak-anak dan remaja dapat kehilangan kepercayaan pada jaminan keamanan di dunia dan kemampuan orang dewasa dalam melindungi mereka.
Nah, di balik dampak psikologis dari gempa bumi yang mengerikan tersebut, tentunya ada layanan terapi yang bisa diberikan ke para korban untuk membantu mereka pulih dari mimpi buruknya.