HAI-Online.com-Ada begitu banyak aksi yang kurang bermanfaat dilakukan remaja masa kini. KPAI berusaha mengevaluasi lewat catatan yang bisa memberi kita ruang refleksi untuk memikirkan lagi apa yang harus dilakukan hari ini dan untuk nanti.
Menurut catatan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sepanjang Januari hingga Juni 2022, tim KPAI mencatat sejumlah kekerasan yang melibatkan remaja.
Hasil pemantauan menunjukkan bahwa pengeroyokan dan tawuran pelajaran kembali marak terjadi setelah diberlakukannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) digelar, padahal masa itu sedang terjadi pandemi covid-19.
Baca Juga: Pengumuman Hasil SBMPTN 2022 Tetap Sesuai Jadwal: Hari Ini Pukul 15.00 WIB, Ini 30 Link Resminya!
“Ternyata, pandemi tidak menghentikan para remaja terlibat tawuran. Selain tawuran, ada peristiwa pengeroyokan remaja terhadap seorang remaja yang videonya viral, seperti yang terjadi di alun-alun kota Semarang dan di kota Cimahi,” ungkap Retno Listyarti, Komisioner KPAI dalam siaran tertulisnya, Kamis (23/6/2022) ini.
Retno menambahkan, kekerasan pelajar yang terjadi belakangan ini setidaknya ada 2 jenis, yaitu yang disebut pengeroyokan dan tawuran antar pelajar.
"Pengeroyokan biasanya tangan kosong, pelaku (berkelompok) dan korban saling mengenal sebelumnya. Pengeroyokan umumnya dipicu kasus sepele, misalnya masalah asmara, kalah main game, bully di dunia maya, dan lain-lain," ujar Retno lagi.
Sementara tawuran pelajar, umumnya terjadi antara sekelompok anak sekolah menghadapi sekelompok anak sekolah lainnya, dan mereka kerap membawa senjata tajam.
"Tawuran pelajar kerap diawali dengan kesepakatan waktu dan tempat untuk melakukan tawuran di dunia maya. Jam tawuran juga biasanya sore atau malam hari atau di luar jam sekolah," katanya lagi menganalisa.
Hasil pantauan KPAI itulah tercatat sejumlah daerah yang sering pecah melakukan tawuran pelajar, yaitu di Kabupaten Pati (Jawa Tengah), Jakarta Timur (DKI Jakarta), Kota Bogor dan Sukabumi (Jawa Barat), Kabupaten Tangerang (Banten), Sumbawa (Nusa Tenggara Barat), dan Soppeng (Sulawesi Selatan).
Sedangkan empat kasus pengeroyokan, paling banyak terjadi di Kota Cimahi (Jawa Barat), Kota Semarang (Jawa Tengah), Jakarta Selatan (DKI Jakarta) dan Kota Kotamobagu (Sulawesi Utara). Bahkan, kasus di Kotamobagu yang mengakibatkan korban meninggal dunia.
Kasus pengeroyokan dengan korban meninggal terjadi pada Juni 2022 di salah satu Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara. Bahkan akibat pengeroyokan tersebut, korban BT (13 tahun) meninggal dunia.