Dijelaskan KPAI, BT diduga mengalami pengeroyokan oleh 9 temannya, ada dugaan perlakuan kasar seperti diikat, ditutup matanya dan mengalami pemukulan di bagian perut berkali-kali.
Saat perjalanan pulang ke rumah, BT mengaku sakit pada bagian perutnya, sehingga orangtuanya dengan sigap membawanya ke rumah sakit, namun kemudian dirujuk ke RS yang lebih lengkap fasilitasnya.
Sehari setelah operasi, BT kemudian dinyatakan meninggal dunia. Kini, kasusnya sedang dalam proses pemeriksaan di kepolisian.
Ironisnya, kasus pengeroyokan terjadi di dalam lingkungan sekolah, pada jam sekolah. Saat itu BT baru selesai ujian berbasis komputer, kemudian korban akan pergi ke masjid sekolah untuk salat dzuhur. Peristiwa pengeroyokan justru terjadi di lingkungan tempat ibadah.
"Sungguh mengenaskan bahwa kejadiannya justru terjadi lingkungan sekolah yang seharusnya merupakan lingkungan yang aman bagi peserta didik," tulisnya lagi.
Menurut keterangan pihak Kantor Kementerian Agama Kota Kotamobagu, peserta didik MTs tersebut sedang ujian PAT (Penilaian akhir tahun) dengan berbasis komputer dan dilakukan di laboratorium komputer.
Karena jumlah komputer sekolah hanya 95 buah, maka siswa yang ujian PAT harus bergantian, karena jumlah siswa mencapai lebih dari 400 orang.
Namun, siswa yang sudah selesai ujian PAT harus tetap di sekolah untuk melaksanakan salat dzuhur berjamaah.
“Saat 95 siswa ujian PAT, ada 300 lebih siswa harus menunggu hingga salat dzuhur berjamaah, di sinilah terjadinya pengeroyokan tanpa pantauan pihak sekolah. Tentu hal ini perlu dievaluasi, karena sekolah memiliki andil terjadinya peristiwa pengeroyokan akibat lemahnya pengawasan”, tegas Retno Listyarti.
Selain di lingkungan sekolah, kekerasan juga melibatkan sejumlah pelajar di luar lingkungan sekolah, terkadang, bahkan kerap kali mereka berasal dari sekolah yang sama.
Misalnya kasus yang terjadi pada akhir Mei 2022 lalu di Alun-alun kota Semarang, dimana seorang siswi mengalami pengeroyokan oleh sejumlah siswi lainnya, bahkan korban juga dipukul dan didorong hingga terjatuh.
Video pengeroyokan siswi tersebut viral dan kepolisian dari Polrestabes Semarang ikut turun tangan.