Nggak Pernah Sempat Dirilis, 7 Album dari Musisi Legendaris ini Kini Malah Menghilang. Sssttt.. Ada Album Green Day!

Selasa, 28 Desember 2021 | 14:05
Murray Bowles

Green Day, era album Kerplunk, medio 1991-1992

HAI-Online.com - Membayangkan sesuatu yang nggak pernah terjadi adalah hal yang nggak bisa dilepaskan dari tabiat manusia dari masa ke masa.

Kita, sebagai seorang manusia, selalu dihadapkan dengan pertanyaan "apa yang bakal terjadi kalo?"; "gimana kalo misal?"; atau bahkan mungkin "coba aja dulu (insert imaginary thoughts here)".

Perasaan dan imajinasi kita emang lah selalu valid dan nggak ada yang berhak untuk mengusiknya. Nah berbicara tentang pengandaian, ada dua elemen nggak terpisahkan yang akhirnya membawa kita ke imajinasi tiada henti tersebut.

Apa lagi kalo bukan masa lalu yang berjalan beriringan dengan band atau musisi favorit kita semua.

Baca Juga: Ngetrance Bareng Single Terbaru Frank Ocean yang Berdurasi Sembilan Menit: Seluruh Energi Gue Hadir di Sini!

Mereka-mereka ini secara nggak langsung menyajikan imajinasi yang inspiratif melalui hadirnya karya-karya yang ajaib, baik yangmonumental maupun yang nggak pernah sempat dirilis sama sekali.

HAI punpengen mengajak kalian berandai-andai nih fren. Kami membuat tujuh daftar musisi yang nggak perlu lagi dinafikan ketenaran dan kekerenan mereka.

Baca Juga: Kata-kata yang Dilontarkan Asnawi ke Pemain Singapura Bikin Pelatih Marah

Namun di luar katalog yang kini beredar, HAI juga menemukan album-album misterius yang nggak sempat terurus oleh mereka, dan bahkan kini jejaknya hilang entah ke mana.

Andai saja 7 album dari musisi legendaris ini sempat dirilis, apa yang bakal terjadi ya? Apa saja album tersebut? Simak pada daftar di bawah.

1. Black Sabbath - The Earth Demo (1968)

Banyak dari fans die-hard Black Sabbath yang mungkin udah mengetahui kalo Tony Iommi dkk awalnya menggunakan nama "Earth".

Sebelum pada akhirnya, mereka jatuh cinta dengan film horror yang memerankan aktor kawakan Boris Karloff dan sreg untuk mempergunakan nama Black Sabbath hingga saat ini.

Nah siapa di antara kalian yang menyadari kalo Earth udah sempet bikin demo. Walaupun emang akhirnya nggak terurus, demo ini menjadi embrio dari era pre-Sabbath yang lebih bluesydan menghasilkan lagu-lagu seperti 'The Rebel', 'Song For Jim', dan 'When I Came Down'.

Sampai pada 2003, masih belum banyak arsip yang bisa digunakan untuk menelusuri artefak penting ini. Kini, kita hanya bisa mendengarkan 'The Rebel' sebagai satu-satunya arsip yang tersisa.

HAI pun jadi membayangkan, andai saja Earth kala itu berhasil sukses dan Black Sabbath nggak pernah lahir, bakal jadi gimana ya heavy metal tanpa kehadiran mereka?

2. Jimi Hendrix - Black Gold (1970)

Album ini seharusnya bisa menjadi sangat sakral sekaligus anthemic buat para "penyembah" Hendrix.

Gimana nggak, bagan dari lagu ini dibuat oleh Hendrix secara personal banget dan hanya melibatkan dirinya, gitar akustik, tape recorder, dan tentu saja substansi psikedelia.

Setelah selesai, Hendrix pun memberikan materi demo ini kepada drummer Mitch Mitchell, tepat beberapa bulan sebelum dirinya meninggal.

Namun karena keterbatasan teknologi pengarsipan yang memadai di era tersebut, 'Black Gold' yang seharusnya menjadi album paling bersinar dari Hendrix harus hilang dan kandas.

HAI hanya bisa menemukan satu single berjudul 'Suddenly November Morning' yang merupakan jejak utama dari album ini.

3. Kiss - The Original Wicked Lester Sessions

Sebelum era Kiss, Paul Stanley dan Gene Simmons tergabung dalam sebuah grup musik lokal asal New York bernama Wicked Lester.

Band ini merupakan "alter-ego" yang cukup sederhana dari apa yang kita kenal dari Kiss saat ini.

Kalo Kiss mungkin dikenal sebagai ikon kultur pop yang berkembang di era rock dan hair metal 80an - misoginis, maskulin, dan sompral - Wicked Lester adalah antitesis dari definisi tersebut.

Mereka lebih eklektik dan organik meski rekaman mereka di tahun 1971-1972 hanyalah rekaman dengan kualitas yang sangat nggak memadai.

Sampai saat ini, HAI hanya berhasil menemukan beberapa lagu milik Wicked Lester seperti 'She', 'Love Her All I Can' yang juga pada akhirnya tergabung dalam album Kiss 'Dressed to Kill'.

4. Pink Floyd - Household Objects (1974)

Kerangkadari album ini lahir karena tekanan yang dihasilkan oleh Pink Floydsendiri. Album 'The Dark Side of The Moon' yang legendaris dan ikonik tentu nggak akan bisa dilawan oleh Pink Floyd sekalipun.

Mereka pun memaksimalkan absurditas dan eksplorasi ide luar batas saat itu dengan merubah objek rumah tangga atauhousehold objectsmenjadi sebuah instrumen musik.

Nama album yang dipilih ini ternyata bukan cuma kiasan, tapi bener-bener literal. Rada sedeng emang.

Singkat cerita, anak-anak Pink Floyd pun saat itu stres sendiri dan akhirnya fokus untuk bikin lagu 'Wish You Were Here' (bukan cover Avril Lavigne), yang hasilnya bisa kalian lihat sendiri sekarang.

Untuk materi yang tersisa, hanya 'The Hard Way' yang dapat diselamatkan sebelum menjadi bonus track di reissue album Dark Side; dan juga 'Wine Glasees' yang akhirnya menjadi outro dari lagu ikonik 'Shine On You Crazy Diamond'.

5. Van Halen –Love Again (1999)

Van Halen pada era vokalis Gary Cherone berjalan dengan serba unik. Beban berat memang harus ditanggung oleh Cherone saat itu untuk menggantikan peran Sammy "The Red Rocker" Hagar sebagai vokalis Van Halen.

Alhasil, kebersamaan Gary Cherone dan Van Halen hanya bertahan selama satu album doang yakni 'Van Halen III' (1998). Album ini kemudian berhasil dan sukses di pasar.

Ekspektasi tinggi kemudian kembali dihadapi oleh Gary Cherone bersama Van Halen,pihak label mengharapkan materi ini bisa melebihi 'Van Halen III'.

Sudah sempat terekam dan diketahui akan rilis dengan judul 'Love Again', album ini akhirnya urung untuk dirilis. Gary Cherone? Doi terpaksa harus cabut dari Van Halen atas keputusan label tanpa merilis satu lagu pun di album kedua tersebut.

6. Green Day – Cigarettes and Valentines (2003)

Tahun 2002 menjadi fase yang sangat menentukan arah dari Green Day. Mereka menghadapi dilema untuk menulis materi yang bisa melebihi kesuksesan 'Dookie', 'Warning', atau 'Nimrod'.

Mereka pun udah sempat merekam materi album berjudul 'Cigarettes and Valentines' yang lebih "idealis" dan Green Day banget. Namun atas keputusan bersama, album ini ditarik kembali sebelum beredar di pasar.

Setelah itu, mereka lebih memilih untuk merilis kumpulan materi berjudul 'American Idiot' yang kemudian meledak hebat dan bertengger sebagai puncak karir dari Green Day' hingga saat ini.

Baca Juga: Yuk Kenalan Sama Larry Livermore, Sosok Di Balik Mulusnya Karier Green Day

Terbukti, Green Day memang membutuhkan 'American Idiot', pun juga sebaliknya, kebijakan luar negeri Amerika Serikat saat itu membutuhkan kritik keras dari Green Day.

Album 'Cigarettes and Valentines' bisa jadi mereplikasi kesuksesan 'American Idiot' jika memang berhasil untuk dirilis saat itu. Merujuk pada hal tersebut, Green Day juga sempat merilis sisa lagu berjudul sama yang tersedia pada kanal YouTube mereka.

7. Deftones – Eros (2008)

Seperti pada kisah-kisah sebelumnya, Deftones pun juga mengalami "tekanan" yang hadir karena kesuksesan album mereka sendiri.

Nggak bisa dipungkri kalo album self-titled 'Deftones' (2003) adalah salah satu karya terbaik dari Deftones.

Hasilnya, di album selanjutnya berjudul 'Saturday Night Wrist' (2006) pun Deftones menjadi kurang maksimal dikarenakan para personel harus meredam ego dan jarang berbicara satu sama lain.

Setelahnya mereka sempat benar-benar hilang kontak sebelum reunian kembali untuk membicarakan penulisan album terbaru berjudul 'Eros' yang dijadwalkan untuk rilis pada 2008.

Baca Juga: Yuk Biasakan 5 Cara Sederhana Ini untuk Meningkatkan Gaya Hidup Sehat Sepanjang 2022

Nahas, bassist Chi Cheng mengalami kecelakaan hebat saat sedang merekam materi album ini. Dirinya kemudian dinyatakan koma sebelum meninggal dunia pada 2013.

Materi di album 'Eros' pun ditinggalkan dan Deftones merekrut bassist pengganti Sergio Vega.Secara ironis,bergabungnya Sergio Vega pun mengarahkan Deftones kembali pada jejaknya dengan materi yang lebih segar.

Hingga kini, hanya lagu berjudul 'Smile'-lah satu-satunya arsip yang tersisa dari album 'Eros' yang nggak pernah ada tersebut.

Baca Juga: Kenalan sama Frank Fiegel, Sosok Inspirasi Kartun Popeye yang Dikenal Nggak Kenal Takut!

Masih dalam imajinasi yang sama, album-album di atas pun kini hanya menyisakan sebuah pertanyaan solid, "apa yang bakal terjadi kalo album-album tersebut dirilis?".

HAI pun nggak punyaaudacityuntuk menjawab pertanyaan tersebut.Anyway, dari sisa materi yang berhasil dihadirkan pada masing-masing album di atas, mana yang menjadi favorit kalian?

Tag

Editor : Alvin Bahar