Belanda Latih Lebah buat Ngedeteksi Sampel Covid-19, Hasil Tesnya Keluar dalam Detik!

Sabtu, 08 Mei 2021 | 08:10
Pixabay

Ilustrasi lebah

HAI-Online.com – Dikenal memiliki indra penciuman yang sangat tajam, lebah di Belanda dilatih untuk mengidentifikasi sampel yang terinfeksi COVID-19.

Temuan ini dinilai dapat mempersingkat waktu tunggu untuk hasil tes—menjadi hanya beberapa detik.

Untuk melatih lebah, para ilmuwan di laboratorium penelitian bio-veteriner di Universitas Wageningen memberi mereka air manis sebagai ‘hadiah’ setelah menunjukkan sampel yang terinfeksi COVID-19.

Baca Juga: Dua Tahun Nggak Bisa Mudik, Sal Priadi Kirim Pesan Pake Baliho untuk Keluarga di Malang

Mereka nggak akan mendapat hadiah setelah diperlihatkan sampel yang nggak terinfeksi.

Setelah terbiasa dengan sistem tersebut, lebah dapat secara spontan menjulurkan lidah mereka untuk menerima hadiah saat diberikan sampel yang terinfeksi, kata Wim van der Poel, seorang profesor virologi yang mengambil bagian dalam proyek tersebut, sebagaimana dikutip Reuters.

"Kami mengumpulkan lebah madu normal dari peternak lebah dan kami menempatkan lebah di tali pengaman," katanya.

"Segera setelah memberikan sampel positif, kami juga memberi mereka air gula. Dan yang dilakukan lebah adalah mengulurkan belalai untuk mengambil air gula."

Baca Juga: Nggak Cuma Manusia, 8 Singa di India Pun Terjangkit Covid-19

Menurut para peneliti, memanjangkan lidah lebah yang seperti jerami untuk minum adalah konfirmasi dari hasil tes virus corona yang positif.

Diperlukan waktu berjam-jam atau berhari-hari untuk mendapatkan hasil tes COVID-19, tetapi lebah merespons dengan cepat. Selain itu menurut mereka, metode ini juga dianggap murah sehingga berpotensi membuatnya berguna untuk negara-negara di mana tes Covid-19 masih menjadi hal yang langka.

Namun Dirk de Graaf, seorang profesor yang mempelajari lebah, serangga, dan imunologi hewan di Universitas Ghent di Belgia, mengatakan dia nggak melihat teknik yang menggantikan bentuk pengujian COVID-19 yang lebih konvensional dalam waktu dekat.

"Itu ide yang bagus, tapi saya lebih suka melakukan tes menggunakan alat diagnostik klasik daripada menggunakan lebah madu untuk ini. Saya pecinta lebah, tapi saya akan menggunakan lebah untuk tujuan lain daripada mendeteksi COVID-19," dia berkata.

Baca Juga: 8.080 Warga DIY Ikut #JalanBersama Lawan Covid-19 Demi Kembalikan Pariwisata yang Normal

De Graaf mengatakan, teknik ‘mengendus serangga’ sendiri sebelumnya telah secara efektif diuji oleh Departemen Pertahanan AS untuk mendeteksi bahan peledak dan racun pada tahun 1990-an.

“Ngengat, lebah, dan tawon digunakan untuk tujuan keamanan guna mendeteksi bahan peledak serta untuk diagnosis medis," katanya.

Namun ia menurutnya, terlalu sedikit yang diketahui tentang pengujian Wageningen untuk menentukan keefektifan sebenarnya, meskipun dia terbuka dengan gagasan pengujian lebah yang memberikan indikasi penyakit ketika tes PCR nggak tersedia. (*)

Baca Juga: Daniel 'DeadSquad' Ngaku Pake Narkoba Karena Stress Sepi Job

Editor : Al Sobry

Sumber : Reuters

Baca Lainnya