Siluman Ular Putih ada lagi, kali ini menjelma dalam sebuah lakon opera versi Indonesia, meski suasana dan geraknya ala negeri Tiongkok kalau dilihat detilnya banyak unsur Indonesia dan yang pasti naskah operanya sudah dalam situasi masa kini.
Kalau punya kakak-kakak yang sempat mengalami hidup di tahun 90-an, coba tanyakan kepadanya, apakah mereka pernah menonton film serial di TV berjudul "Si Ular Putih"? Jika iya, ajak mereka lagi untuk melihat pertunjukan Siluman Ular Putih dalam versi operanya.
Yap, melalui produksi karya seni peran yang ke-139, Teater Koma bersama dukungan Djarum Apresiasi Budaya mempersembahkan sebuah pementasan opera bertajuk "Opera Ular Putih".
Mana Siluman, Mana Manusia?
Lakon ini mengisahkan se-siluman ular yang baik hati yang ingin menjadi seorang manusia pada umumnya. Dia bertapa selama 1000 tahun lamanya. Karena usaha dan kebaikan ada dalam dirinya, para dewa mengabulkan permintaannya dan ia pun diberi kekuatan untuk bisa menjelma menjadi gadis cantik bernama Pehtinio. Bersama dengan adiknya, yaitu siluman Ular Hijau (Siocing), mereka pun menjalani kehidupan bersama dan menemukan kisah cintanya.
"Lakon Opera Ular Putih diangkat dari kisah legenda klasik dari negeri Tiongkok berjudul Oh Peh Coa, naskah ini pertama kali ditulis ulang dan dipentaskan pada tahun 1994. Secara garis besar, pementasannya tidak akan jauh berbeda, namun akan ada hal kekinian yang relevan dengan kehidupan masa kini yang akan dipentaskan nanti. Satu pertanyaan yang akan tetap relevan adalah Masih Sanggupkah kita membedakan siapa manusia dan siapa siluman?" Jelas Nano Riantiarno, sang penyadur naskah dan sekaligus sutradara pementasan opera ini pada preskonnya, Selasa (24/3) di Galeri Indonesia Kaya (GIK), West Mall Grand Indonesia, Jakarta.
"Kalau jeli, pakaian yang dikenakan siluman Ular Putih itu pakaian Tiongkok tapi banyak batiknya. Saya ingin generasi muda kita banyak yang nonton," lain lagi kata Ratna Riantiarno selaku pimpinan produksi Opera Ular Putih.
Opera Tiongkon-Indonesia Warna Kekinian
Pementasan Opera Ular Putih ini ditulis dan disutradarai oleh N. Riantiarno, didampingi oleh Ratna Riantiarno sebagai pimpinan produksi. Karya ini juga akan dimainkan oleh Tuti Hartati sebagai Ular Putih dan didukung oleh aktor aktris kawakan Teater Koma seperti Budi Ros, Andhini Putri Lestari, Adri Prasetyo, Ade Firman Hakim, Dodi Gustaman, Daisy Lantang, Ratna Ully, Dorias Pribadi, Sir Ilham Jambak, Aris Abdullah, Dana Hassan, Julung Ramadan dan Rangga Riantiarno.
Meskipun karya ini merupakan hasil adaptasi dari cerita klasik Tiongkok, pementasan Opera Ular Putih akan dikemas dengan teknik modern yang sanggup menghadirkan gelak tawa, air mata, cinta dan rindu.
Ada juga iringan lagu dan musik yang menyentuh. Buat yang mau tahu beberapa unsur kesenian dan kebudayaan Tiongkok, tenang saja akan ada pagelaran musik yang melengkapi lakon tersebut. Belum lagi, kostum dan suasana Tiongkok bakal menyempurnakan pertunjukan di Opera Ular Putih yang akan digelar di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM), mulai tanggal 3 hingga 19 April 2015.
Harga Tiket Masuknya, untuk Weekend (Jumat-Minggu): Kategori 1: Rp. 350.000 (VVIP), Kategori 2: Rp. 275.000 (VIP), Kategori 3: Rp. 175.000 (wing), dan Kategori 4: Rp. 125.000 (balkon). Adapaun untuk Weekday (Selasa-Kamis), untuk Kategori 1: Rp. 250.000 (VVIP), Kategori 2: Rp. 200.000 (VIP), Kategori 3: Rp. 100.000 (wing), dan Kategori 4: Rp. 75.000 (balkon).
Nonton Opera Ular Putih, bakal banyak pesan kemanusiaannya, dan yang terpenting menyadarkan kita akan pilihan mau menjadi manusia atau siluman. Kudu nonton, guys!