HAI-Online.com - Masih inget nggak sob dengan uang pecahan Rp5000 lama bergambar danau Kelimutu? Yep, HAI berkesempatan buat lihat langsung tempat ikonik itu bro yang berada di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Makin ciamik abis waktu ke sana saat matahari terbit.
Nama "Kelimutu" berasal dari gabungan kata "keli" dan "mutu" yang artinya mendidih. Danaunya sendiri emang berada di puncak Gunung Kelimutu sob. Ada tiga danau yang punya warna dan penamaan yang berbeda.
Danau tersebut, yaitu "Tiwu Nuwa Muri Koo Fai" yang berwarna biru tosca muda dan dipercaya tempat berkumpul jiwa muda yang meninggal, "Tiwu Ata Polo" yang berwarna hitam dan dipercaya tempat berkumpul jiwa jahat, dan "Tiwu Ata Mbupu" yang berwarna biru tosca dan dipercaya tempat berkumpul jiwa orang tua yang meninggal.
Baca Juga : Berburu Madu Hutan Langsung dari Asalnya di Duntana, Flores Timur
Menuju puncak Kelimutu dan melihat danau-danaunya itu di ketinggian sekitar 1.639 m, lo mesti menaiki anak tangga. Di sekitarnya pun lo bakal menikmati keindahan alam pepohonan dalam lingkup taman nasional. Nggak jarang, ada monyet-monyet yang loncat ke sana ke mari di sekitar jalan.
Ada dua bagian tangga menuju puncak Kelimutu. Satu saat awal banget dengan ketinggian yang nggak begitu curam dan diselingi pepohonan di hutan. Lalu, jalan tidak lagi bertangga meskipun cenderung naik. Di jalan ini, lo udah mulai makin melihat jurang-jurang bro. Setelahnya, baru lo akan naik tangga yang lebih tinggi dibanding tangga pertama. Saat menaiki anak tangga ini, lo udah mulai lihat tuh puncak Kelimutu.
Sesampainya di puncak, lo akan mendapat beberapa pedagang. Mulai dari minuman dan camilan, sampai tenun khas Flores. Jadi, nggak usah khawatir bakal kehausan atau kelaparan saat menikmati pemandangan Kelimutu.
Menginap di Desa Moni untuk melihat matahari terbit
Buat lo yang mau menikmati matahari terbit di puncak Kelimutu, ada baiknya menginap dulu di Desa Moni yang terletak di kaki gunung. Pasalnya, idealnya lo udah mulai naik ke puncak sejak dini hari sekitar pukul 3 pagi.
Ada sih emang beberapa orang yang HAI lihat nggak menginap dan rela menerobos dinginnya udara dari luar Desa Moni buat naik ke Kelimutu. Buat ke sini pun emang mesti pakai kendaraan pribadi. Jalannya pun khas pegununan yang menanjak dan berkelok-kelok. Cuma soal kondisi jalan udah aman mulus kok.
Kalau nginep di Desa Moni, ada beberapa penginapan yang emang disediain khusus. Mereka juga punya restoran dan fasilitas lain yang oke. Jadi sebelum naik pun lo lebih punya persiapan, kayak makan dulu.
Jangan lupa pakai jaket sob! Ya jelas lah ya karena udara emang bakal dingin banget.
Sesampainya di puncak Kelimutu, jangan kaget ya banyak bule. Emang HAI bisa bilang wisatawan mancanegara cukup banyak datang ke Kelimutu. Meskipun harga tiket masuk mereka sangat berbeda dengan wisatawan lokal, yakni Rp225.000 sedangkan kita cuma Rp5000 di hari biasa, itu nggak menyurutkan langkah merekah lihat pemandangan Kelimutu.
Sedari langit masih gelap, banyak orang udah bersiap buat melihat matahari terbit dari puncak gunung. Nggak kayak pemandangan matahari terbit di tempat lain, di Kelimutu lo bisa dapat paket komplit. Dapat matahari terbit yang keren dengan pemandangan danau unik pula. Di mana lagi coba yang kayak gini?
Saat matahari mulai naik, warna-warna danau Kelimutu pun mulai makin nampak cantik. Jangan lupa buat abadikan momen ini ya. Tapi, emang mesti hati-hati saat foto. Buat konten atau foto bagus, lo harus tetap memperhatikan keselamatan diri ya!
Banyak spot Instagram-able
Kelimutu nggak cuma punya keindahan di puncaknya aja. Sepanjang perjalanan pun banyak tempat-tempat yang Instagram-able. Mulai dari semak-semak khas pegunungan, pepohonan pinus, dan lainnya.
Pokoknya, lo emang mesti wajib sih ke Kelimutu, Flores. Apalagi tempat ini sendiri emang punya cerita sejarah yang patut dipahami.