HAI-online.com - Spider-Man selalu menjadi sosok pahlawan super yang populer, namun pengaruhnya dalam budaya populer nggak pernah sangat terasa hingga saat ini.
Hal ini bisa dimulai dari karakter Spider-Man yang cukup menonjol di Marvel Cinematic Universe. Tom Holland berhasil memerankan sosok Spider-Man dengan penggambaran yang pas antara keriangan dan emosi seorang remaja laki-laki.
Kemudian di tahun ini Sony juga merilis dua film baru yang berhubungan dengan Spider-Man. Pertama yang baru saja rilis dirilis bulan ini yaitu film Venom, lalu film animasi Spider-Man: Into The Spider-Verse yang akan tayang pada bulan Desember mendatang.
Video game Spider-Man untuk konsol PS4 juga memecahkan rekor sebagai game dengan penjualan tercepat PlayStation. Game ini tercatat terjual 3,3 juta kopi terjual hanya dalam tiga hari pertama perilisan.
Namun yang menarik dari keriuhan tentang Spider-Man ini adalah karena semuanya nggak berfokus hanya pada sosok Peter Parker.
Baca Juga : Ini Dia 6 Spider-People yang Akan Muncul di Spider-Man: Into the Spider-Verse
Di film animasi Spider-Man: Into The Spider-Verse nanti, Miles Morales akan menjadi karakter utamanya. Dalam game Spider-Man pun ia juga cukup menonjol.
Selain Miles, ada Spider-Gwen yang juga muncul di Into The Spider-Verse. Ia bahkan menjadi bagian dari kartun, komik, dan mainan lini Marvel Rising saat ini.
Marvel kini membuat Spider-Man menjadi konsep yang lebih universal dengan menyertakan sosok wanita dan nggak cuma orang berkulit putih saja dalam perannya.
Ini lah yang semakin meningkatkan koneksi Spider-Man dengan khalayak yang lebih luas. Karena pada dasarnya orang-orang sudah sangat relate dengan perjuangan, tekad, dan selera humor Spider-Man.
Hal tersebut juga yang nampaknya menjadi faktor paling kuat mengapa kini banyak orang yang makin menyukai karakter Spider-Man.
Baca Juga : 5 Fakta Tentang Ocean Master, Musuh Utama dalam Film Aquaman!
Spider-Man adalah pahlawan orang-orang biasa. Ia adalah orang biasa yang diberi kekuatan luar biasa sekaligus harus memikul tanggung jawab besar yang datang ketika ia mengalami tragedi dalam hidupnya.
Penderitaannya menciptakan rasa empati yang lebih dalam untuk orang lain, dan dia menggunakan kekuatannya tersebut untuk mencegah orang lain mengalami rasa sakit yang harus ia jalani selamanya. Namun ia nggak membiarkan rasa sakit itu mengubahnya menjadi pemurung.