Berkat Pelajar SMA Ini, Limbah Jagung Berubah Jadi Kecap Manis Deh!

HAI-Online.com - Yang banyak orang tahu, kecap itu terbuat dari apa hayo? Kalo nonton di iklan-iklan sih, dari kacang kedelai kan? Nah sekarang, ada kecap inovasi baru yang terbuat dari limbah jagung!

Batang dan rambut jagung selama ini selalu jadi limbah pertanian karena dianggap nggak berguna. Tapi, setelah melalui berkali-kali percobaan, Yayan Sahi dan Niva Isa yang merupakan siswa SMA Negeri 1 Telaga, Kabupaten Gorontalo, berhasil memanfaatkan limbah jagung tersebut jadi kecap yang punya nilai ekonomi tinggi.

Atas prestasinya ini, Yayan dan Niva berhasi menyabet juara kedua nasional lomba Parade Cinta Tanah Air (PCTA) tahun 2018 yang digelar oleh Kementrian Pertahanan Republik Indonesia.

Baca Juga : Honor Pelajar SMA yang Ikut Menari Ratoh Jaroe Cair, Angkanya Beda-Beda Ya!

Oiya, Yayan ini juga ternyata adalah anak panti asuhan sejak Sekolah Dasar (SD) loh, sob! Dengan dibimbing sama guru pembinanya, Suartin Makrun, Yayan dan Niva bisa melalui berbagai tantangan dan kegagalan dalam proses pembuatan kecap ini.

"Kami berharap ada dukungan untuk mengembangkan produk yang lebih baik lagi," kata Yayan dan Niva dilansir dari Kompas.com.

Untungnya, prestasi Yayan dan Niva ini nggak cuman berenti di sini aja, sob. Pemerintah Gorontalo bilang kalo mereka bakal memfasilitasi pengembangan kecap yang dibuat dari limbah jagung ini.

"Haru ada kelanjutan, jangan berhenti sampai di perlombaan saja. Kecap ini harus diproduksi dalam jumlah banyak dengan melibatkan usaha mikro, kecil, dan menengah," kata Idris Rahim.

Saat Yayan dan Niva melaporkan prestasinya pada Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim, beliau langsung mencatat berbagai peralatan dan bahan yang dibutuhkan buat memproduksi kecap ini. Termasuk wadah untuk kemasan kecap.

Selain itu, Pemerintah Gorontal juga menjanjikan untuk berupaya memberikan beasiswa buat Niva dan Yayan sampai jenjang pendidikan tinggi. Wah, keren ya, sob!

Selamat buat Yayan dan Niva! Semoga makin banyak aja siswa berprestasi kayak gini, ya. (*)

Penulis: Syifa Nuri Khairunnisa/ HAI