Pada dasarnya, pertahanin Raikonen satu musim lagi, dan ngasih waktu yang lebih lama buat Leclerc makin bagus di Sauber bisa jadi strategi yang seharusnya dipilih Ferrari. Tapi kelihatannya Ferrari pengen ngebuktiin kalo mereka bisa jadi tim yang ikut mengharumkan pembalap-pembalap muda.
Di tengah cobaan kehilangan ayahnya pada tahun 2017, Lecrec jadi pribadi yang tenang dan dewasa, lho. Jadwal balapan yang padat merayap bikin mentalnya jadi sigap belajar.
Saat balapan pertama, Feature Race, hari Sabtu (15/4/2017) di Sirkuit Sakhir dia memang gagal naik podium balapan, namun tindakannya setelah itu benar-benar dewasa.
"Saya belajar dari data kenapa saya gagal. Awalnya saya ragu harus pakai plan A atau B. Begitu di deretan terdepan saya pastikan menggunakan Plan B dan memacu mobil secepat mungkin," ujarnya tentang rencana untuk balapan selanjutnya.
Plan A sendiri adalah balapan tanpa masuk kepit stopmenggunakan ban medium sampe finis. Sementara Plan B masuk pit, ganti ban dengan ban yang jauh lebih lunak, dan menyalib semua pembalapdi bagian akhir lomba.
Pilihan Leclerc yang nerapin Plan B ini dipuji setinggi langit, bukan cuma soal strategi, namun juga eksekusinya.
Leclerc masuk pit di lap 15 (dari 23). Doi keluar pit di posisi 14. Dengan ban yang lebih baru danfresh, dia pun menyerang siapa saja yang ada di depannya dengan kecepatan 4 detik per lap lebih cepat dari pebalap lain.
Di lap terakhir Leclerc masih ada di posisi 3, namun Oliver Rowland dan Luca Ghiotto nggak bisa mempertahankan kecepatan karena ban medium yang mereka pakai udah abis duluan, sob! Boleh uga strateginya.
Kedua pembalap itu memakai Plan A. Baik Rowland maupun Ghiotto disusul Leclerc dengan aksi yang fantastis dan dia pun menangin balapan!
Apa yang kurang dari Leclerc? Toh bakat dia punya. Sifatnya juga dewasa. Ferrari cuma butuh sabar memoles potensi pria asal Monaco.
Dengan didikan yang tepat dan ketekunan Leclerc, bukan nggak mungkin doi bakal mecahin semua rekor yang dibikin Raikkonen.