HAI-ONLINE.COM - Prestasi gemilang yang diraih seorang atlet nggak terlepas dari peran dangemblenganpelatihnya.
Demikian pula Jonatan Christie alias Jojo, peraih medali emas nomor tunggal putra dari cabang bulu tangkis.
Prestasi Jojo menjadi perhatian karena cabang bulu tangkis terakhir menyumbangkan emas dari tunggal putra pada Asian Games 2006 melalui Taufik Hidayat.
Selain peran pelatih, apa yang diraih Jojo juga tak didapatkan secara instan karena melalui perjuangan dan pengorbanan.
Hendry Saputra, pelatih kepala tunggal putra Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), mengatakan, persiapan bagi Jojo dan para pemain tunggal putra lainnyadilakukan dalam waktu lama."Selama di Pelatnas kita persiapan sudah lama," kata Hendry saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/8/2018).Persiapan itu nggak hanya fisik, melainkan juga teknik dan mental.
Bagaimana seorang Jojo di mata pelatihnya, Hendry Saputra?
BACA JUGA: Apakah Saat Jonatan Christie Disebut Bikin 'Rahim Anget' Adalah Pelecehan?
1. Kenal Jojo sejak umur 10 tahunHendry mengatkan sudah melihat bakat Jojo sejak kecil. Ia telah mengenal Jonatan Christie saat ia bergabung di PB Tangkas Intiland pada usia 10 tahun.
"Tapi, di Pelatnas kurang lebih tiga tahun bersama," ujar Hendry.Saat usia 15 tahun, Jojo menjadi juara di salah satu kompetisi tingkat nasional. Setelah itu, Jojo bergabung di Pelatnas.Hendry mulai melatih Jojo di Pelatnas saat peraih medali emas Sea Games 2017 itu menginjak usia 18 tahun.
2. Karakter Jojo
Hendry mengatakan, Jojo merupakan salah satu atlet yang mempunyai semangat juang tinggi."Kalau karakter hampir sama (dengan atlet lain). Tapi saya lihat dia (Jojo) kemauannya keras, ambisinya, motivasinya, bagus," ujar Hendry.Ternyata, semangat Jojo ini telah muncul sejak kecil."Tinggi daya juangnya sama (dari kecil), cuma kualitasnya beda. Dulu di nasional, sekarang di dunia," kata dia.Menurut Hendry, Jojo menjadi salah satu atlet yang mempunyai potensi bagus di tim Indonesia."Saya rasa banyak pemain yang seperti Jojo, tapi ini saya lihat (Jojo) salah satu bagian yang bagus dari tim kita, PBSI, khususnya, di tunggal putra," papar Hendry.Selain itu, Hendry menilai, Jojo merupakan sosok yang disiplin dan fokus dalam latihan.
3. Kualitas harus ditingkatkan
Jojo berhasil menyabet medali emas di Asian Games 2018 kategori individu sektor tunggal putra.Akan tetapi, Hendry mengingatkan, Jojo tetap harus meningkatkan kualitas permainannya."Kekurangan, saya rasa, mungkin dari tingkat kualitasnya perlu ditingkatkan lagi," kata Hendry.
4. Belajar dari kekalahan
Dalam beberapa pertandingan selama Asian Games 2018, Jonatan Christie mengalami kekalahan pada partai beregu putra tim Indonesia.Menurut Hendry, Jojo belajar dari kekalahannya sehingga punya motivasi yang lebih baik."Oke aja (recovery mentalnya), ya karena dari kekalahan kita belajar. Dari kekalahan waktu di beregu, kita bisa belajar untuk di perorangan," ujar Hendry.Selain itu, latihan fisik, mental, dan teknik Jojo juga harus terus diasah.
5. Indonesia selalu juaraSebagai seorang pelatih, Hendry mengaku senang atas prestasi yang ditorehkan anak didiknya. Semua ini buah dari kerja keras yang telah dilakukan."Karena kami sudah siapkan, kami harapkan ini jauh-jauh hari, dengan seizin Tuhan, semua berjalan baik," kata dia.Ia berharap, kemenangan Jojo tersebut dapat dijadikan motivasi untuk lebih baik lagi. Demikian pula untuk para pemain bulu tangkis lainnya."Kalau bisa juara terus. Jangan gampang puas diri. Fokus, berikan yang sebaik mungkin," kata Hendry.
Artikel ini pertama kali tayang di Kompas.com dengan judul "5 Hal Tentang Jonatan Christie di Mata Pelatihnya"