HAI-Online.com - Udah jadi hal umum kalau Selandia Baru punya pendidikan yang berkualitas. Bahkan, September 2017 lalu Economist Intelligent Unit dalam Worldwide Education for the Future Index mendaulat Selandia Baru sebagai dunia dengan pendidikan terbaik yang unggul dalam 15 indikator.
Indikatornya sendiri punya total jumlah 16. Itu menyangkut Kerangka Kurikulum untuk Keterampilan Masa Depan, Efektifitas Sistem Implementasi Kebijakan, Pendidikan Guru, Kolaborasi Universitas dan Industri, serta Keragaman Budaya dan Toleransi.
Dilansir dari Kompas.com, kita dapet bocoran nih dari Trevor Matheson, Duta Besar Selandia Baru soal kunci keberhasilan Selandia Baru dalam pendidikan dunia.
1. Kreativitas dan inovasi sebagai kunci
Trevor bilang kalau tantangan terbesar di dunia pendidikan sekarag ialah bagaimana melakukan transformasi sebagai upaya menjawab tantangan abad 21. Menurutnya, kebutuhan dunia industri sekarang ialah lulusan yang berpikir kreatif, out of box, inovatid, dan menguasai teknologi.
Nggak cuma punya literasi IT, tapi lulusan mesti menguasai kompetensi khusus di bidangnya bro.
Baca Juga : Sering Telat ke Sekolah? Ini Tips Buat Lo yang Susah Bangun Tidur
2. Fokus pada pendidikan manusia
Selandia Baru nggak hanya mengantisipasi era industri 4.0, tapi mengikuti tren pendidikan dan kebutuhan masa depan. Misalnya nih terkait kecerdasan buatan, robotik, big data, dan lainnya. Di samping itu menitikberatkan pula pada pendidikan manusia.
"Pola pendidikan tidak hanya membaca dan menghafal. Pendidikan diarahkan agar siswa menjadi manusia pembelajar, mampu berpikir kritis, kreatif, dan inovatif," kata Trevor.
3. Vokasi dan spesialisasi
Di Selandia Baru, siswa nggak dibebani banyak mata pelajaran sob. Subyek pembelajaran wajibya juga sedikit, sisanya siswa bisa pilih sesuai minat dan bakatnya. Jadi, pola pendidikan vokasi berkesinambungan waktu memasuki jenjang pendidikan tinggi dan bikin siswa terbiasa belajar dengan masalah di dunia kerja sejak dini. Bahkan pemerintah mengijinkan dan mendorong mahasiswanya buat magang selama 20 jam selama seminggu loh.
Dari tiga hal itu, mana yang paling mesti kita adopsi di pendidikan Indonesia?