HAI-Online.com – Aksi Joni memanjat tiang bendera untuk selamatkan tali yang terputus saat upacara HUT ke-73 RI mendapatkan banyak penghargaan dan hadiah.
Lain halnya dengan aksi Reza Mangar, yang jika melihat dokumentasi pada 2017 lalu, bocah berasal dari Desa Waria (nama daerah, jangan bayangin macem-macem), Kecamatan Aru Utara Timur Batuley, Kapulauan Aru, Maluku juga melakukan aksi serupa.
Berita mengenai aksi Reza sempat ikut viral di media sosial setelah mencuatnya kabar Joni dan berbagai hadiah yang didapatnya.
Pengguna Facebook mengunggah ulang postingan dari Karel Ridolof Labok yang menunjukkan foto-foto Reza saat memanjat tiang.
BACA DEH: Tolak Hadiah, Ternyata Ini yang Diterima Joni Si Pemanjat Tiang Bendera
Dalam unggahan foto yang beredar, Reza terlihat lusuh hanya mengenakan kaus dan celana pendek berwarna kuning.
Foto tersebut juga menunjukkan ia berjabat tangan dengan dua orang pejabat.
Diketahui, kedua pejabat yang menyalami Reza tersebut yakni Sekda Aru, Drs. Moh Djumpa dan Kadis Pemberdayaan Masyarakat Desa, M.H. Madubun.
Selepas itu tidak ada apresiasi baik dari masyarakat di kabupaten tersebut, Provinsi Maluku dan juga dari masyarakat Indonesia.
"Resa setelah aksi heroik, viral hanya di media sosial lokal, lalu dapat jabat tangan dari Kepala Dinas, dan diperlakukan secara "biasa diluar", tidak terdengar kabarnya lagi hingga kini, kembali ke hidupnya yang tetap miskin bersama orang tuanya, entah cita-citanya bisa tercapai atau tidak," ungkap Labok dalam unggahannya.
Diketahui, Reza merupakan anak putus sekolah dari SD di desanya.
Ia juga merupakan anak yatim piatu, ia hanya tinggal bersama neneknya dengan kondisi yang memprihatinkan.
Untuk mencukupi kehidupan sehari-hari, Reza bekerja menjadi pembantu nelayan untuk mencari ikan dan memuat ikan hasil tangkapan.
Waduh, nasib nggak bisa ditebak, bos, tapi rasa nasionalis tetap juaranya. (*)