Pada gempa yang terjadi sebelumnya, tanggal 29 Juli kemarin, masyarakat umumnya belum menyadari bahwa itu gempa sampai beberapa lama gempa terjadi.
"Pas tanggal 29 saya lagi di rumah teman, kebetulan sedang nginap dan ada acara. Kami di lantaidua sedang nonton tv. Pas gempa kami bertiga bingung, saling liat bengong, pas mulai guncangannya itu baru kami langsung keluar. Di sana kami baru sadar kalo lagi ada gempa. Kami kira bukan gempa, malah hanya suara gemuruh suara orang yang lagi kerja," jelas Lutfi.
Untungnya, dari kedua gempa besar yang terjadi, tidak ada kerabat ataupun teman Alfiyan dan Lutfi yang terluka.
"Kebetulan waktu itu keluarga saya lagi di rumah semua pas gempa pertama, tapi pada bisa keluar cepat jadi alhamdulilah nggak ada yang terluka di desa saya," kata Alfiyan.
Pun dengan kerusakan di daerah mereka, tidak ada kerusakan yang parah karena lokasinya pun tidak terlalu dekat dengan titik pusat gempa.
"Nggak ada yang rusak terlalu parah. Sekolah saya pun baik-baik saja. Tapi memang ada sekolah-sekolah lain yang cukup parah rusaknya, kayak plafon dan gentengnya mengalami kerusakan. Makanya diliburkan dulu soalnya banyak yang harus diperiksa," jelas Lutfi.
Begitu sob, pengalaman-pengalaman yang dirasakan Alfiyan dan Lutfi saat gempa terjadi pada tanggal 29 Juli dan 5 Agustus kemarin.
Sejauh ini, keadaan di lokasi sudah berangsur normal. Walaupun masih cukup kacau di daerah Lombok Utara dan gempa susulan masih sesekali terjadi, untungnya banyak relawan dan bantuan yang bisamenjangkau berbagai lokasi posko pengungsian.
Makanya, kita doakan sama-sama supaya teman dan rekan kita yang ada di Lombok sana diberikan kekuatan ya, sob. Supaya bisa kuat bertahan di posko-posko, dan juga untuk para relawan tetap diberikan jalan untuk membantu.
Kalian juga bisa kok,mengukurkan membantu saudara-saudara kita di sana dengan memberikan sumbangan melalui beberapa lembaga yang memang membuka wadah untuk donasi. (*)
Anak Muda Gampang Sembuh dari Trauma Gempa, Begini Tiga Caranya!
Penulis: Syifa Nuri Khairunnnisa/ HAI