HAI-ONLINE.COM - 25 Mei 2008, tepat 13 tahun lalu pada hari ini, mata dunia tertuju pada layar kaca televisi mereka yang menyiarkan salah satu pertandingan sepak bola paling tak terlupakan dalam sejarah.
Kala itu, di Istanbul, Turki, laga final dari kompetisi Liga Champions sedang dilaksanakan, yakni antara The Reds alias Liverpool melawan raksasa Italia, AC Milan, yang kala itu jauh diunggulkan.
Pertandingan ini digelar di Ataturk Olumpic Stadium, Istanbul, dipimpin oleh wasit bernama Manuel Mejuto Gonzalez dari Spanyol.
CEK JUGA:Ngaku Deh, 5 Hal Ini Biasanya Dilakukan Cowok Kalo Nginep Bareng
Sekitar 69 ribu orang memadati stadion itu untuk menjadi saksi dari salah satu laga sepak bola paling bersejarah di dunia olahraga.
Baru saja pertandingan dimulai satu menit, Maldini sudah mencetak gol untuk AC Milan, lalu diikuti oleh Crespo yang mencetak 2 gol di menit ke-39 dan 44.
3-0 sudah skor sampai turun minum, penggemar Liverpool kala itu sudah pasrah dan kalang kabut melihat tim idolanya dihancurkan oleh anak-anak asuhan Carlo Ancelotti.
Rafael Benitez, pelatih Liverpool kala itu, masuk ke ruang ganti, memberikan wejangan-wejangan yang membuat anak-anak asuhannya kembali semangat walau tertinggal 3-0 oleh AC Milan.
Kalau dipikir pakai logika, sangat sulit Liverpool mencetak 3 gol balasan, karena mereka tidak diunggulkan dan mendapatkan tekanan yang tinggi.
Benar saja, keajaiban terjadi, dalam waktu 6 menit, sejak menit 54, 56 dan 60, Liverpool berhasil mencetak gol dari kaki Vladimir Smicer, Xabi Alonso dan sundulan Steven Gerrard, sang kapten kala itu.
Pertandingan dilanjutkan ke adu penalti, Liverpool menang 2-3 kala itu karena sang kiper, Jerzy Dudek, berhasil menahan 3 tendangan penalti yang dihempaskan oleh Serginho, Pirlo dan terakhir, Shevchenko. Pupus sudah mimpi AC Milan menjuarai Liga Champions kala itu.
Liverpool menjadi juara dan akhirnya membawa pulang permanen trofi Liga Champions karena malam itu adalah kelima kalinya Liverpool juara.